VOKASI NEWS – Studi ini membandingkan efektivitas flour pads dan salt pads dalam meningkatkan kualitas citra MRI cervical pada mesin 3 Tesla, khususnya melalui pengukuran SNR dan CNR.
Kekuatan Medan Magnet MRI 3 Tesla
Magnetic Resonance Imaging (MRI) diklasifikasikan berdasarkan kekuatan medan magnet yang digunakan, yang diukur dalam satuan Tesla (T). MRI dengan medan rendah biasanya berada di bawah 1,5 Tesla, sementara MRI high field seperti 3 Tesla menggunakan medan magnet yang lebih kuat. MRI 3T dikenal mampu menghasilkan citra yang lebih tajam, proses pemindaian yang lebih cepat, serta kemampuan deteksi kelainan yang lebih baik.
Di balik keunggulannya, MRI 3T juga memiliki kekurangan. Sensitivitasnya terhadap gangguan medan magnet (inhomogenitas) cukup tinggi, yang dapat menyebabkan terjadinya artefak atau gangguan visual pada citra. Salah satu jenis artefak yang sering muncul adalah chemical shift, terutama saat memindai area kompleks seperti leher (cervical). Untuk mengurangi risiko tersebut, digunakan teknik penekanan lemak atau fat suppression seperti Short Tau Inversion Recovery (STIR).
Teknik STIR dan Penggunaan Pads
T2 STIR merupakan teknik pencitraan yang sangat baik dalam mendeteksi edema dan lesi. Namun, penerapannya pada area leher kerap menimbulkan noise yang cukup tinggi. Leher merupakan struktur anatomi yang kompleks karena memuat banyak organ penting seperti saraf tulang belakang, pembuluh darah, otot, serta rongga udara yang letaknya berdekatan. Selain itu, gerakan kecil seperti menelan atau bernapas dapat memicu gangguan sinyal dan memengaruhi kualitas gambar.
Salah satu solusi untuk mengatasi tantangan ini adalah penggunaan pads atau bantalan. Pads tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pasien, tetapi juga berfungsi mengisi celah udara dan membantu menstabilkan posisi tubuh. Hal ini memungkinkan koil MRI menangkap sinyal lebih baik dan mengurangi noise yang muncul.
Penelitian ini menggunakan dua jenis pads sederhana: salt pads (berbahan garam) dan flour pads (berbahan tepung terigu). Kedua bahan tersebut memiliki sifat magnetik (magnetic susceptibility) yang mendekati jaringan tubuh manusia. Pads dibuat dengan ukuran 12 x 25 cm dan ketebalan 2–3 cm, dibungkus plastik serta dilapisi kain untuk kenyamanan saat digunakan. Pads diletakkan di atas dan bawah leher pasien untuk meminimalkan ruang kosong dan pergerakan selama pemeriksaan.
Hasil Pengukuran SNR dan CNR
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan flour pads memberikan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) dan Contrast to Noise Ratio (CNR) rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pads maupun salt pads. Nilai SNR tertinggi dicapai oleh flour pads dengan angka 260,61. Sementara itu, citra tanpa pads dan salt pads menunjukkan nilai SNR masing-masing 234,91 dan 234,03.
Untuk nilai CNR, flour pads mencatatkan angka rata-rata 276,60, diikuti tanpa pads (247,35) dan salt pads (242,94). Uji statistik Anova Repeated Measure menunjukkan bahwa perbandingan SNR antar kelompok tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p > 0,05). Namun, perbedaan signifikan ditemukan pada nilai CNR antara salt pads dan flour pads (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa flour pads memiliki potensi lebih besar dalam meningkatkan kontras citra.
[BACA JUGA: Menerapkan Keselamatan Radiasi di Balik Pemeriksaan Radiografi Panoramik]
Secara keseluruhan, flour pads dapat membantu meningkatkan kualitas gambar MRI cervical, khususnya dalam hal kontras. Meski demikian, peningkatan sinyal secara umum belum menunjukkan perbedaan signifikan. Oleh karena itu, studi lanjutan dengan sampel lebih besar dan pendekatan yang lebih mendalam perlu dilakukan untuk memastikan efektivitas pads dalam konteks MRI 3 Tesla.
***
Penulis: Putri Nabilah Wahyu Lestari
Pembimbing: Ayub Manggala Putra dan Fira Khadijah
Program Studi: D4 Teknologi Radiologi Pencitraan
Editor: Fatikah Rachmadianty