Perbedaan Persepsi Etika Profesi Arsiparis antara Gen X dan Y di DISPUSIP Jawa Timur

Perbedaan Persepsi Etika Profesi Arsiparis antara Gen X dan Y di DISPUSIP Jawa Timur_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Perbedaaan generasi antara pegawai di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur ternyata membawa dampak nyata dalam penerapan etika profesi arsiparis. Hal ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh tim dari Program Studi Kearsipan dan Informasi Digital FV UNAIR.

Penelitian yang dipublikasikan tahun 2024 ini bertujuan menganalisis perbedaan antara generasi X (lahir 1965-1980) dan generasi Y (lahir 1981-1996) terhadap etika profesi arsiparis. Etika profesi sangat penting dalam menjaga integritas, objektivitas, dan akuntabilitas arsiparis terutama di era digital yang penuh tantangan baru. 

Metodologi dan Partisipan

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskripsi dengan wawancara semi-terstruktur kepada empat arsiparis, masing-masing dua dari generasi X (lahir 1965-1980) dan dua dari generasi Y (lahir 1981-1996). Informan dipilih berdasarkan keterlibatan aktif sebagai arsiparis di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Timur, serta ketersedian menjadi partisipan 

BACA JUGA: [Kualitas Tidur Baik Mendukung Kebugaran Kardiovaskular Remaja]

Perbedaaan Sikap dan Tantangan Etika Profesi

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan mendasar dalam memahami dan menjalankan etika profesi arsiparis. Generasi X lebih cenderung mengutamakan prosedur manual, menghargai hierarki dan sering berpegang teguh pada aturan tertulis seperti Perka ANRI No. 1/2017, sebagai acuan dalam menjalankan etika profesi. Salah satu informan generasi X menegaskan pentingnya dokumentasi identitas pengguna arsip, bahkan ketika menghadapi tekanan dari atasan. 

Sementara itu, generasi Y cenderung lebih adaptif terhadap teknologi dan menekankan transparansi serta kolaborasi. Generasi Y mengandalkan sistem digital seperti Sistem Informasi Kearsipan Nasional (SIKN) untuk memastikan keamanan dan keterbukaan data arsip. Generasi Y juga cenderung lebih patuh pada struktur hierarki, namun lebih siap menghadapi tantangan di ranah digital.

Tantangan Etika Profesi Antar-Generasi

Tantangan yang dihadapi kedua generasi ini pun berbeda. Generasi X lebih sering berhadapan dengan pelanggaran fisik terhadap arsip, seperti penyobekan arsip fisik. Sementara itu, generasi Y lebih fokus pada ancaman keamanan digital, seperti penghilangan watermark pada dokumen elektronik. 

Penelitian ini juga mencatat adanya dilema etika yang dihadapi generasi X, terumatam ketika harus memilih antara kepatuhan pada atasan atau prinsip profesi. Sementara generasi Y, meski lebih terbuka pada inovasi, tetap memegang teguh perintah atasan sebagai bentuk loyalitas. 

Kolaborasi dan Implikasi Kebijakan

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi kedua generasi dinilai saling melengkapi. Generasi X dinilai membawa kearifan praktis dan pengalaman, sementara generasi Y menawarkan inovasi melalui pemanfaatan teknologi. Namun menekankan perlu adanya pelatihan lintas generasi agar tercipta keselarasan dalam menjalankan etika profesi arsiparis di lingkungan kerja. “Kita harus saling memahami,” ujar salah satu arsiparis generasi X.

Implikasi dan Rekomendasi

Perbedaan persepsi etika profesi arsiparis antara generasi X dan generasi Y memberikan implikasi penting bagi pengembangan kebijakan di lingkungan kearsipan. Diperlukan pelatihan integratif yang menggabungkan keahlian teknologi generasi Y dan pengalaman praktis generasi X. Selain itu, penyusunan SOP hybrid dan penguatan kode etik profesi yang responsif terhadap tantangan era digital menjadi langkah strategis untuk meningkatkan profesionalisme arsiparis.  

Penelitian ini menegaskan bahwa meski terdapat perbedaan signifikan dalam persepsi dan praktik etika profesi antara generasi X dan Y, kedua generasi tetap sepakat pada prinsip dasar integritas dan akuntabilitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengembangan kebijakan dan pelatihan yang lebih adaptif terhadap dinamika generasi di lingkungan kearsipan, khususnya di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.   

***

Penulis: Maya Alvia

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro