VOKASI NEWS – Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar yang mengalami berbagai pencampuran budaya. Salah satunya budaya jawa yaitu grup lawak Aneka Ria Srimulat yang populer di tahun 1960 hingga 1980. Budaya ini menjadi salah satu pertunjukkan yang dinantikan oleh warga Surabaya. Popularitasnya tidak hanya mencangkup warga Surabaya tapi hingga seluruh Indonesia. Grup lawak yang menampilkan karakter setiap pemain dengan ciri khas berpakaian kebaya dengan rambut dikonde untuk karakter perempuan dan kumis kotak di tengah sebagai ciri khas pemain laki-laki.
Karakter yang diperankan beragam yaitu, batur atau pembantu rumah tangga yang lebih berkuasa daripada majikannya. Selain itu juga terdapat drakula yang horor, tokoh yang pelit, dan tokoh yang lemot. Keunikannya dari Aneka Ria Srimulat yaitu memiliki anggota yang banyak hingga ratusan sehingga penampilan di berbagai daerah dapat menampilkannya.
Perjalanan Aneka Ria Srimulat di Kota Surabaya
Raden Ayu Srimulat dan Teguh Slamet adalah seniman musik keroncong asal Solo, Jawa Tengah. Kemudian, membentuk kelompok seni di tahun 1950 dengan nama Gema Malam Srimulat. Nama kelompk ini kemudian berubah menjadi Srimulat Review dan berubah lagi menjadi Aneka Ria Srimulat. Pertunjukkan berubah menjadi memperbanyak lawakan dan nyanyian sebagai selingan. Popularitasnya hingga ke Surabaya dan mengadakan pertunjukkan permanen pada tahun 1961 di Taman Hiburan Rakyat (THR). Penampilannya mendapatkan antusias warga Surabaya hingga memenuhi gedung pertunjukkan. THR menjadi pusat anggota kelompok hingga produksi film contohnya “Mayat Cemburu”, memiliki 3000 naskah cerita, dan mengalami perubahan masuk keluar anggota.
BACA JUGA: [Strategi Pemilihan Tempat Magang Efektif untuk Tingkatkan Keterampilan Mahasiswa Manajemen Perhotelan]
Ketenaran Aneka Ria Srimulat mengalami kehilangan penonton pada tahun 1980an sejak tahun 1961 di Kota Surabaya dengan banyaknya anggota keluar karena Teguh Slamet sebagai pencetus ide tidak lagi mengelola dan kemajuan dunia hiburan yaitu televisi. Namun, Aneka Ria Srimulat Surabaya tetap bertahan hingga saat ini dengan anggota senior dan anggota baru yang tertarik ada budaya lawakan Jawa. Kelompok pelawak ini melahirkan pelawak-pelawak terkenal dalam dunia hiburan. Salah satunya yaitu Tessy, Nunung, Bambang Gentolet, Didik Mangkuprojo, Asmuni, Djujuk, Gepeng, Basuki, Miarsih, dan masih banyak lagi. THR dulunya menjadi pusat hiburan warga Kota Surabaya, namun masih dapat melihat penampilan Aneka Ria Srimulat Surabaya di Balai Pemuda Alun-Alun Kota Surabaya.
Video Storytelling Menjadi Nostalgia dan Promosi
Video storytelling sebagai sarana dalam memperkenalkan dan nostalgia terhadap grup Aneka Ria Srimulat yang telah menghibur warga Surabaya tahun 1960 an hingga 1980 an. Sehingga masih melekat dihati warga Surabaya mengenai kelucuan dan ketenarannya. Video storytelling berjudul Perjalanan Aneka Ria Srimulat di Kota Surabaya dan dibuat dengan menampilkan animasi dan dokumentasi. Hal ini meliputi pertunjukkan dan kegiatan dibalik layar untuk bernostalgia dan menarik minat berbagai kalangan terutama anak-anak dalam memperkenalkan kesenian Jawa. Video storytelling dapat dilihat di akun resmi “D3 Perpustakaan UNAIR PSP Official”
Video Storytelling Aneka Ria Srimulat bertujuan untuk menarik minat untuk menonton pertunjukkan srimulat di Balai Pemuda Alun-Alun Surabaya dan kolaborasi dengan kelompok seni lainnya.
***
Penulis: Fristina Lita Destianti
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro