Pijat Bali Efektif Menurunkan Skor PSQI Pada Mahasiswa Insomnia

Pijat Bali Efektif Menurunkan Skor PSQI Pada Mahasiswa Insomnia_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Penelitian membuktikan pijat Bali efektif menurunkan skor PSQI dan meningkatkan kualitas tidur mahasiswa insomnia. Terapi ini menjadi alternatif aman dan minim efek samping dibanding obat tidur.

Insomnia menjadi masalah umum yang dialami mahasiswa, terutama di tingkat akhir. Tekanan akademik, beban tugas, dan tuntutan emosional membuat kualitas tidur menurun. Kondisi ini berdampak pada konsentrasi, suasana hati, hingga kesehatan secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan banyak mahasiswa mengalami keluhan sulit tidur, tidur gelisah, dan sering terbangun di malam hari.

Penggunaan obat tidur kerap dijadikan solusi cepat, tetapi menimbulkan risiko efek samping seperti kantuk berlebihan, gangguan pencernaan, hingga ketergantungan. Karena itu, terapi nonfarmakologis berbasis tradisi semakin banyak dipertimbangkan. Salah satunya adalah pijat Bali, teknik pijat tradisional yang memadukan gerakan effleurage, petrissage, friction, tapotement, dan vibration. Kombinasi gerakan tersebut melancarkan peredaran darah, mengurangi ketegangan otot, serta menciptakan relaksasi mendalam.

Efektivitas Pijat Bali terhadap Skor PSQI

Keunggulan pijat Bali terletak pada tekanan medium dari kepala hingga kaki. Efek relaksasi membantu menurunkan kadar stres, merangsang hormon endorfin, dan mempercepat proses tertidur. Penelitian quasi experimental dengan rancangan pretest-posttest control group melibatkan 48 mahasiswa perempuan dengan insomnia ringan hingga sedang. Kelompok perlakuan mendapatkan terapi pijat Bali, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima intervensi.

Instrumen yang digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk menilai kualitas tidur sebelum dan sesudah terapi. Hasil analisis menunjukkan penurunan skor PSQI yang signifikan pada kelompok perlakuan (p = 0,000), sementara kelompok kontrol tidak mengalami perubahan (p = 0,478). Perbaikan paling nyata terjadi pada responden dengan sindrom Defisiensi Jantung dan Limpa menurut klasifikasi Traditional Chinese Medicine (TCM).

Temuan ini membuktikan bahwa pijat Bali mampu memperbaiki kualitas tidur mahasiswa melalui relaksasi fisik dan emosional. Terapi ini tidak hanya menurunkan ketegangan otot, tetapi juga membantu menstabilkan kondisi psikologis.

Implikasi dan Potensi Pengembangan

Penelitian ini memberikan bukti ilmiah bahwa pijat Bali dapat menjadi terapi komplementer untuk insomnia. Dengan risiko efek samping yang minim, pijat Bali lebih aman dibandingkan penggunaan obat tidur. Implementasi terapi di fasilitas kesehatan maupun layanan spa dapat menjadi inovasi untuk meningkatkan kualitas tidur mahasiswa.

[BACA JUGA: Kualitas Layanan Dan Customer Relationship Management Terhadap Kepuasan Nasabah Bank BRI]

Kebutuhan terhadap intervensi nonfarmakologis terus meningkat. Pijat Bali berpotensi menjadi solusi praktis yang mudah diterapkan sekaligus menunjukkan relevansi pengobatan tradisional dalam menjawab tantangan kesehatan modern.

***

Penulis: Agustin Nur Rachma

Editor: Fatikah Rachmadianty