VOKASI NEWS – Konstipasi atau sembelit merupakan masalah pencernaan yang tidak hanya mengganggu aktivitas, tetapi juga menurunkan kualitas hidup. Berdasarkan data global, sekitar 14% populasi dunia mengalami konstipasi kronis, termasuk kelompok usia muda 18–25 tahun. Di Indonesia, lebih dari 2,5 juta penduduk mengeluhkan sembelit berkepanjangan. Meskipun pengobatan modern banyak digunakan, metode tradisional semakin diminati karena dianggap minim efek samping.
Salah satu terapi tradisional yang tengah mendapat perhatian adalah pijat Jawa. Teknik ini dikenal dengan gerakan lembut namun menyentuh otot dalam, serta penggunaan minyak herbal alami seperti minyak zaitun. Pijat ini dilakukan secara ritmis dengan gerakan effleurage, petrissage, dan friction yang dipercaya dapat merangsang peristaltik usus.
Terapi Pijat Tradisional yang Terbukti Ilmiah
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pijat Jawa memiliki pengaruh signifikan dalam menurunkan tingkat keparahan konstipasi. Terapi ini tidak hanya meredakan ketegangan otot, tetapi juga membantu melancarkan aliran darah dan memperbaiki pergerakan usus.
Sebuah studi kuasi-eksperimen dilakukan terhadap 42 responden yang mengalami konstipasi. Hal ini dibagi menjadi dua kelompok secara acak: kelompok terapi dan kelompok kontrol. Kelompok terapi menerima pijat Jawa menggunakan olive oil sebanyak 7 sesi selama 3 minggu. Setiap sesi berlangsung selama 45 menit, dilakukan dua kali seminggu.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup penderita adalah kuesioner PAC-QOL (Patient Assessment of Constipation Quality of Life), yang meliputi aspek fisik, psikologis, kecemasan, dan kepuasan pribadi.
Hasil Signifikan Skor PAC-QOL Menurun
Hasil menunjukkan adanya penurunan skor PAC-QOL secara signifikan pada kelompok yang mendapatkan pijat Jawa dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan. Ini mengindikasikan bahwa pijat Jawa menggunakan minyak zaitun mampu meningkatkan kualitas hidup penderita konstipasi.
Minyak zaitun sendiri memiliki kandungan vitamin A, D, E dan antioksidan tinggi yang berperan dalam melembutkan jaringan kulit serta memberikan efek relaksasi. Dalam pendekatan pengobatan tradisional Tiongkok (TCM), minyak zaitun juga bersifat menyeimbangkan energi Yin dan Yang, serta menenangkan organ hati yang berhubungan dengan stres—salah satu faktor penyebab konstipasi.
Kearifan Lokal yang Relevan dengan Bukti Ilmiah
Pijat Jawa sebagai warisan budaya Indonesia terbukti memiliki manfaat kesehatan yang relevan hingga kini. Terapi ini tidak hanya mengandalkan sentuhan fisik, tetapi juga menyelaraskan unsur tubuh melalui stimulasi titik-titik tertentu di sepanjang meridian, khususnya meridian usus besar, hati, dan limpa.
Penelitian ini membuktikan bahwa metode tradisional dapat dikembangkan menjadi terapi berbasis bukti. Pijat Jawa bukan sekadar teknik turun-temurun, tetapi juga pendekatan integratif yang menggabungkan prinsip ilmu kesehatan modern dan kearifan lokal.
Dengan hasil yang signifikan, terapi pijat Jawa menggunakan minyak zaitun layak direkomendasikan sebagai pilihan terapi non-farmakologis untuk mengatasi konstipasi, terutama bagi generasi muda yang mengalami sembelit fungsional akibat pola hidup tidak sehat.
BACA JUGA: Melestarikan Sejarah Ekonomi Kolonial Lewat Dokumentasi Gedung PTPN I Surabaya
***
Penulis: Tiara
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro