VOKASI NEWS – Prosedur pembuatan Cu-Sil Denture resin akrilik pada rahang bawah, hasil penelitian Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR.
Gigi tiruan lepasan seperti cu-sil denture menawarkan solusi bagi pasien yang ingin mempertahankan sisa gigi asli. Prosedur ini melibatkan proses pembuatan gigi tiruan dengan lubang (gasket) yang mengitari sisa gigi asli, dilapisi dengan soft liner untuk meningkatkan retensi dan stabilitas. Berikut adalah rangkaian langkah pembuatan cu-sil denture resin akrilik pada rahang bawah.
Survey dan Blockout
Proses diawali dengan penerimaan model kerja dari dokter gigi. Model kerja yang terbuat dari gipsum tipe III digunakan untuk memetakan letak undercut dan merancang desain awal gigi tiruan. Survey dilakukan menggunakan dental surveyor untuk menentukan letak undercut, kemudian bagian proksimal dari model tersebut dilakukan blockout menggunakan gipsum tipe II.
Pembuatan Lempeng dan Galengan Gigit
Tahap berikutnya adalah pembuatan lempeng dan galengan gigit, yang berfungsi sebagai dasar penempatan anasir gigi. Galengan ini dibuat dengan malam merah, dengan ukuran yang disesuaikan sehingga tinggi galengan melebihi 2 mm dari gigi asli yang tersisa.
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
Penanaman Model pada Artikulator
Setelah lempeng dan galengan selesai, model kerja dipasang pada artikulator. Penanaman ini bertujuan untuk mempermudah penataan gigi dan penyesuaian oklusi. Proses ini juga melibatkan pengukuran relasi antar rahang untuk memastikan hasil yang optimal.
Penyusunan Gigi dan Konturing
Tahap penting dalam pembuatan gigi tiruan adalah penyusunan gigi. Gigi anterior dan posterior disusun sesuai dengan zona netral untuk memastikan keseimbangan otot dan fungsi mastikasi yang baik. Setelah penyusunan gigi, dilakukan konturing pada permukaan gingiva tiruan agar menyerupai jaringan asli mulut. Kontur ini membantu meningkatkan estetika dan kenyamanan bagi pengguna.
Proses Flasking dan Curing Akrilik
Setelah model dikontur, proses flasking dilakukan untuk menanam model dalam kuvet. Selanjutnya, resin akrilik diproses melalui metode heat cured acrylic. Proses ini melibatkan pengadonan polimer dan monomer hingga mencapai dough stage, lalu dilakukan pengepressan dengan tekanan tertentu. Proses curing dilakukan dengan pemanasan pada suhu 100°C selama satu jam, untuk memaksimalkan polimerisasi resin.
Finishing dan Polishing
Setelah resin akrilik terproses, gigi tiruan kasar diambil dari kuvet untuk tahap finishing. Kelebihan akrilik dihilangkan menggunakan bur, kemudian permukaan gigi tiruan dihaluskan dengan amplas kasar dan halus. Setelah itu, dilakukan polishing dengan menggunakan mesin pemulas dan bubuk pumice, serta dipoles dengan kryte untuk menghasilkan kilauan yang alami.
Pemasangan Soft Liner
Tahap terakhir adalah memperlebar lubang pada gigi tiruan sekitar 4-5 mm di bagian servikal gigi yang tersisa. Lubang ini nantinya diisi dengan soft liner oleh dokter gigi, yang berfungsi sebagai bantalan dan memperbaiki retensi serta stabilitas gigi tiruan.
Solusi
Cu-sil denture merupakan solusi bagi pasien dengan gigi asli yang tersisa, memberikan retensi yang lebih baik dan memungkinkan pasien untuk tetap mempertahankan giginya tanpa perlu pencabutan. Penggunaan resin akrilik yang ekonomis, mudah dibuat, dan biokompatibel, serta adanya soft liner, memberikan kenyamanan dan stabilitas yang optimal bagi pengguna.
***
Penulis : Devi Zafiratuqa Raheko
Pembimbing : Endang Kusdarjanti, Sujati
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR