VOKASI NEWS – Kebiasaan menghisap bibir bawah merupakan salah satu oral habit yang dapat mempengaruhi perkembangan gigi dan rahang, khususnya pada anak. Jika berlangsung hingga fase gigi permanen erupsi, kebiasaan ini dapat menyebabkan maloklusi dan masalah estetika wajah. Tekanan bibir terhadap gigi anterior memicu proklinasi gigi rahang atas serta retrusi gigi rahang bawah. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan gangguan fungsi bicara, penampilan, dan kesehatan jaringan lunak mulut.
Lip bumper merupakan alat ortodonti yang dirancang untuk menghalangi bibir agar tidak menekan gigi, sehingga kebiasaan tersebut dapat dihentikan. Terdapat dua jenis lip bumper, yaitu cekat dan lepasan, dengan pemilihan jenis disesuaikan kondisi pasien. Pada pasien dengan tingkat kooperasi rendah, lip bumper cekat menjadi pilihan yang lebih efektif karena tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien.
Deskripsi Kasus dan Desain Alat
Kasus yang ditangani adalah pasien dengan maloklusi kelas II divisi 1 Angle, disertai multiple diastema dan kebiasaan menghisap bibir bawah. Jarak gigit pasien mencapai 7 mm dan tumpang gigit 4 mm, sementara gigi rahang bawah mengalami retrusi. Untuk mengatasinya digunakan lip bumper cekat dengan molar band pada gigi 16 dan 26, busur labial dengan horizontal loop, serta bumper yang diposisikan 2 mm dari permukaan gigi anterior. Desain ini bertujuan menjaga jarak bibir dari gigi sehingga tekanan berkurang dan posisi gigi dapat dikoreksi.
BACA JUGA: [ALERT 2025: Pelatihan Gawat Darurat untuk Tanggap Bencana]
Prosedur Pembuatan Lip Bumper
Tahap pertama adalah persiapan model kerja, termasuk menggambar desain lip bumper pada model untuk panduan pembuatan. Selanjutnya dilakukan penyesuaian molar band pada gigi molar pertama dengan posisi 1 mm di atas servikal untuk mencegah iritasi. Molar band kemudian dilengkapi buccal tube dan disambungkan menggunakan teknik flash welding untuk memastikan kekuatan sambungan.
Tahap kedua adalah pembuatan busur lip bumper dari kawat stainless steel ber diameter 1 mm, dibentuk mengikuti lengkung rahang bawah. Kawat diberi horizontal loop di kedua sisi untuk kontrol arah gaya dan fleksibilitas penyesuaian. Bagian anterior busur diberi malam merah setebal 2 mm sebagai jarak dari gigi dan perlindungan bibir bawah.
Tahap ketiga adalah pengisian akrilik pada bagian anterior busur lip bumper. Teknik yang digunakan adalah tetes-tabur dengan akrilik self-cured, kemudian diproses dalam polyclave selama 15 menit pada tekanan 2 atm. Setelah akrilik mengeras, dilakukan finishing dengan fresser, penghalusan menggunakan amplas, dan polishing memakai bahan abrasif pumice serta kryte untuk hasil mengkilap.
Lip bumper cekat terbukti efektif mengatasi kebiasaan menghisap bibir bawah pada pasien dengan tingkat kooperasi rendah. Desain yang tepat, termasuk jarak bumper dari gigi dan penggunaan horizontal loop, berperan penting dalam kenyamanan dan keberhasilan perawatan. Proses pembuatannya memerlukan keterampilan teknis tinggi, mulai dari persiapan model hingga tahap akhir polishing. Dengan penggunaan yang konsisten, alat ini tidak hanya menghentikan kebiasaan buruk, tetapi juga membantu memperbaiki hubungan gigi dan meningkatkan estetika senyum pasien.
***
Penulis : Zuwwidatul Husna
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro