Prosedur Pembuatan Restorasi Porcelain  Fused To Metal Pada Gigi 24 Dengan Kasus Palatoversi

VOKASI NEWS – Prosedur pembuatan restorasi porcelain fused to metal pada gigi 24 dengan kasus palatoversi, hasil penelitian Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR.

Maloklusi dan Restorasi Gigi: Penanganan dan Faktor Estetika pada Porcelain Fused to Metal

Maloklusi adalah masalah yang sering terjadi di rongga mulut setelah karies dan penyakit periodontal. Kondisi ini terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan dalam hubungan antara gigi dan tulang rahang, baik pada gigi maupun tulang maksila dan mandibula. Prevalensi maloklusi di Indonesia mencapai 80% populasi, menjadikannya salah satu masalah patologi oral yang paling umum. Salah satu penyebab maloklusi adalah malposisi gigi. Hal itu mengacu pada hubungan yang tidak harmonis dalam lengkung gigi, misalnya kondisi palatoversi, yaitu gigi yang tidak rata atau terpelintir ke arah palatal.

Gigi dan Fungsinya Gigi

sebagai jaringan tubuh yang paling keras, memiliki fungsi utama untuk mengunyah makanan, berbicara, serta menjaga bentuk wajah. Namun, gigi sangat rentan terhadap kerusakan. Salah satu solusi untuk mengatasi kerusakan pada mahkota gigi adalah dengan menggunakan mahkota gigi tiruan cekat. Adapun restorasi ini menutupi permukaan gigi yang rusak. Selain itu bisa juga memperbaiki bentuk dan melindungi jaringan yang tersisa, serta meningkatkan kemampuan mengunyah, berbicara, dan penampilan.

BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital

Restorasi Porcelain Fused to Metal (PFM)

Restorasi PFM menggabungkan kekuatan mahkota logam dengan keindahan estetika porselen. Mahkota logam yang digunakan biasanya berbahan Alloy seperti nikel kromium (NiCr), yang dipilih karena harga yang terjangkau dan sifat fisik serta mekanik yang baik. Sementara itu, porselen dipilih untuk gigi yang membutuhkan estetika tinggi dan digunakan pada kavitas gigi yang luas agar mampu menahan tekanan kunyah.

Faktor Estetika dalam Pembuatan Restorasi PFM

Untuk mencapai hasil estetik yang optimal, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan restorasi PFM:

  • Bentuk: Restorasi harus mengikuti bentuk asli gigi agar terlihat alami dan tidak memberikan kesan palsu.
  • Posisi: Posisi gigi yang digantikan dan gigi sekitarnya harus diperhatikan agar restorasi harmonis dengan lengkung gigi keseluruhan.
  • Warna: Pemilihan warna harus memperhatikan faktor seperti sumber cahaya, pengamatan oleh operator, dan kondisi ruangan, agar warnanya sesuai dengan gigi asli.

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, restorasi PFM tidak hanya memperbaiki fungsi gigi, tetapi juga memberikan hasil yang estetik dan alami.

***

Penulis : Armeyta Maulina Putri

Pembimbing : Sri Wahjuni, Eny Inayati

Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR