VOKASI NEWS – Purwarupa alat fiksasi pemeriksaan foto water’s posisi supine pada pasien trauma kepala, hasil studi Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR.
Radiografi Konvensional dan Trauma Kepala
Radiografi konvensional memiliki keunggulan dalam mengevaluasi kondisi metabolisme tulang, seperti densitas, penyerapan, pembentukan, dan fraktur. Teknik ini memanfaatkan sinar-X yang mampu menembus materi untuk menghasilkan citra berkualitas. Radiodensitas, trabekuler, dan penebalan kortikal menjadi elemen utama dalam penilaian ini (Panwar et al., 2020).
Trauma kepala adalah gangguan fisiologis pada otak, ligamen, atau tulang akibat benturan atau tusukan. Trauma kepala menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan. Menurut Riskesdas 2018, cedera paling banyak dialami kelompok usia 15-24 tahun, dengan 11,9% di antaranya mengalami cedera kepala (Kemenkes RI, 2018).
Teknik Water’s dalam Radiografi Trauma Wajah
Teknik Water’s merupakan metode radiografi optimal untuk mengevaluasi fraktur, infeksi, neoplasma, dan benda asing di area midface (Bontrager & Lampignano, 2014). Pasien dapat diposisikan tengkurap, berdiri, atau berbaring tergantung kondisinya. Pada pasien dengan keterbatasan mobilitas, seperti trauma berat, obesitas, atau usia lanjut, diperlukan alat fiksasi untuk menjaga posisi tubuh selama pemeriksaan.
Alat Fiksasi: Material dan Pembuatan
Alat fiksasi dibuat dari bahan yang mudah ditemukan, memiliki kekuatan memadai, dan aman digunakan. Bahan utama meliputi:
- Resin Epoxy
Polimer termoset ini memiliki kepadatan rendah, stabilitas dimensi tinggi, serta tahan korosi kimia. Campuran resin dan hardener digunakan dengan rasio 2:1 untuk kekuatan tarik dan kekerasan optimal (Rahayu & Siahaan, 2018). - Busa Polyurethane
Busa ringan dengan densitas rendah ini sering digunakan untuk kenyamanan. Keunggulannya meliputi ketahanan panas, suara, dan korosi, serta kemampuan kembali ke bentuk semula (Jin et al., 2019). - Kain Vinyl
Digunakan sebagai pelapis busa untuk meningkatkan ketahanan terhadap air, cuaca, dan bahan kimia (Lewandowski, 2022). - Perekat Hook dan Loop (Velcro)
Memudahkan pemasangan dan pelepasan alat dengan daya tarik yang kuat.
Pengujian Alat Fiksasi
Penggunaan alat fiksasi dibandingkan dengan tanpa alat menunjukkan perlunya penyesuaian parameter eksposur (kV dan mAs) karena ketebalan alat meningkatkan penyerapan sinar-X. Peningkatan ini dipengaruhi oleh sifat penyerap bahan, nomor atom (Z), dan densitas (Astuti & Kholimatussa’diah, 2019).
[BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital]
Penggunaan alat fiksasi dilakukan di atas meja pemeriksaan tanpa tray untuk grid dan image receptor. Posisi pasien diatur sedemikian rupa, dan alat dilengkapi headband untuk menjaga stabilitas kepala selama prosedur.
***
Penulis : Fransiskus Alvabeth Fajar Sanadito
Pembimbing : Amillia Kartika Sari, Pramono
Program Studi : D4 Teknologi Radiologi Pencitraan
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR