VOKASI NEWS – Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik pada kasus supraerupsi bantu pulihkan fungsi kunyah dan keseimbangan oklusal secara estetis dan nyaman.
Kehilangan gigi yang tidak segera digantikan dapat menyebabkan perubahan posisi gigi lawan. Salah satunya berupa supraerupsi, yaitu kondisi ketika gigi tumbuh melebihi bidang oklusal normal. Pergerakan gigi yang berlebihan ini dapat mengganggu keseimbangan gigitan, menimbulkan tekanan berlebih pada jaringan sekitar, serta mengurangi kenyamanan saat mengunyah.
Kasus supraerupsi biasanya disebabkan oleh hilangnya kontak oklusal, sisa akar gigi yang tertinggal, atau kerusakan struktur gigi akibat karies. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berujung pada gangguan oklusi, keausan gigi, hingga perubahan estetika wajah.
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan: Solusi Estetika dan Fungsional
Untuk mengembalikan fungsi dan tampilan gigi yang hilang, gigi tiruan sebagian lepasan berbahan resin akrilik menjadi salah satu pilihan yang efektif. Jenis gigi tiruan ini dirancang agar dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien, memudahkan perawatan serta menjaga kebersihan rongga mulut.
Selain berfungsi memperbaiki kemampuan kunyah, gigi tiruan resin akrilik juga memiliki keunggulan dari sisi estetika, kekuatan bahan, dan kemudahan perbaikan apabila terjadi kerusakan. Komponen utama yang digunakan sebagai retensi adalah klamer atau cengkeram, yang membantu menjaga stabilitas saat gigi tiruan digunakan.
Teknik Penyusunan dan Prosedur Pembuatan
Kasus yang ditangani melibatkan kehilangan beberapa gigi di rahang atas dan bawah dengan klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 2 dan Kelas I, serta supraerupsi pada gigi 16, 17, 27, 34, dan 35. Dalam proses penyusunan gigi, teknisi memperhatikan bidang oklusal dan ketinggian gigi yang mengalami erupsi berlebih untuk mencegah kontak prematur.
Pembuatan dimulai dari perapian model kerja, kemudian dilakukan survey dan block-out untuk menentukan desain gigi tiruan. Desain yang digunakan mencakup:
- Klamer half Jackson pada gigi 13 dan 23,
- Klamer tiga jari pada gigi 16 dan 27, serta
- Klamer dua jari modifikasi pada gigi 35 dan 44.
Tahapan berikutnya meliputi pembuatan lempeng dan galengan gigit, penanaman pada artikulator, penyusunan gigi, serta proses konturing, flasking, dan packing resin akrilik. Setelah melalui tahapan finishing dan polishing, gigi tiruan siap digunakan dengan hasil yang nyaman, fungsional, dan estetis.
[BACA JUGA: Diagnostic Wax-Up Rahang Atas pada Kasus Gigitan Terbalik]
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada kasus supraerupsi tidak hanya mengembalikan fungsi pengunyahan, tetapi juga memperbaiki keseimbangan oklusal dan meningkatkan kepercayaan diri pasien. Hasil ini menjadi bukti keahlian teknisi gigi dalam menerapkan prinsip ilmiah dan keterampilan praktis di bidang prostodonti.
***
Penulis: Mutiara Umul Habibah



