VOKASI NEWS – Kesehatan payudara merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kesejahteraan perempuan. Salah satu upaya sederhana dalam mendeteksi adanya kelainan adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri, yang dikenal dengan istilah SADARI. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi benjolan, perubahan bentuk, warna kulit, maupun keluarnya cairan yang tidak biasa dari puting.
Menurut data Kementerian Kesehatan, kanker payudara menempati peringkat pertama sebagai jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak di Indonesia. Jika terdeteksi pada tahap awal, tingkat kesembuhan kanker payudara dapat mencapai lebih dari 90% (Kemenkes RI, 2022). SADARI menjadi langkah awal yang penting dalam upaya deteksi dini.
Waktu Tepat dan Cara Melakukan SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri idealnya dilakukan satu kali dalam sebulan. Bagi perempuan yang masih mengalami menstruasi, SADARI dianjurkan dilakukan pada hari ke-7 hingga ke-10 setelah hari pertama haid. Sementara bagi perempuan yang telah menopause, disarankan memilih tanggal yang sama setiap bulan agar mudah diingat.
Langkah pemeriksaan dimulai dengan berdiri di depan cermin dan memperhatikan bentuk serta permukaan payudara. Selanjutnya, kedua lengan diangkat ke atas dan perhatikan apakah terdapat perubahan yang tidak biasa. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan meraba seluruh area payudara menggunakan jari dengan gerakan memutar, termasuk area ketiak dan bawah tulang selangka.
Tanda yang Harus Diwaspadai bagi Kesehatan Payudara
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi benjolan yang keras dan tidak berpindah saat ditekan, perubahan ukuran atau bentuk payudara, kulit yang tampak mengerut seperti kulit jeruk, rasa nyeri yang menetap, serta cairan yang keluar dari puting tanpa sebab yang jelas. Jika ditemukan salah satu tanda tersebut, segera lakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat.
Menurut Yayasan Kanker Indonesia, tidak semua benjolan di payudara bersifat ganas. Namun, pemeriksaan lebih lanjut sangat diperlukan untuk memastikan kondisi yang sebenarnya dan mencegah kemungkinan yang lebih serius (YKI, 2023).
SADARI sebagai Langkah Pencegahan
Pemeriksaan payudara sendiri bukanlah pengganti dari mamografi atau USG payudara, tetapi merupakan langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri. Kebiasaan ini membantu meningkatkan kewaspadaan dan mendorong pemeriksaan lebih lanjut apabila ditemukan kelainan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan edukasi tentang SADARI sebagai bagian dari program promosi kesehatan perempuan, terutama di negara-negara dengan akses terbatas terhadap layanan skrining medis (WHO, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa SADARI memiliki nilai penting dalam sistem kesehatan masyarakat.
Edukasi dan Peran Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan memiliki peran besar dalam memberikan edukasi terkait teknik pemeriksaan dan pentingnya deteksi dini. Sosialisasi yang dilakukan melalui posyandu, puskesmas, atau kegiatan penyuluhan dapat mendorong peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap SADARI.
Pendidikan kesehatan harus disampaikan secara berkelanjutan, dengan bahasa yang mudah dipahami serta mencakup demonstrasi secara langsung. Dukungan dari keluarga juga menjadi faktor penting yang dapat mendorong seseorang untuk rutin melakukan pemeriksaan.
BACA JUGA: [Kartu Kredit di Surabaya, Manfaat Menggoda, Risiko Membayangi]
SADARI merupakan langkah sederhana namun berdampak besar dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara mandiri, tanpa alat, dan hanya memerlukan beberapa menit setiap bulan. Melalui SADARI, tubuh dapat dikenali lebih baik, sehingga perubahan sekecil apapun dapat segera ditindaklanjuti. Deteksi dini menyelamatkan hidup, dan menjaga diri adalah tanggung jawab yang tidak boleh diabaikan.
***
Penulis: Juwita Ratna Sari
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro