Seduhan Bunga Rosela Berpotensi Tingkatkan Hemoglobin pada Wanita Anemia

Seduhan Bunga Rosela Berpotensi Tingkatkan Hemoglobin pada Wanita Anemia_Canva

VOKASI NEWS – Seduhan bunga rosela berpotensi meningkatkan kadar hemoglobin pada wanita anemia sebagai terapi alami yang aman dan mudah diterima tubuh.

Anemia merupakan masalah kesehatan umum yang sering dialami wanita akibat rendahnya kadar hemoglobin (>12 g/dL). Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas, konsentrasi belajar, hingga daya tahan tubuh. Penanganan standar menggunakan tablet tambah darah (TTD) sering terkendala oleh efek samping seperti mual dan konstipasi. Hal ini memicu pencarian alternatif yang lebih alami dan mudah diterima oleh tubuh. Bunga rosela (Hibiscus sabdariffa) mulai menarik perhatian sebagai solusi tambahan dalam terapi anemia.

Kandungan Aktif dan Manfaat Bunga Rosela

Rosela dikenal mengandung vitamin C, zat besi, dan antosianin—senyawa yang berperan sebagai antioksidan dalam tubuh manusia. Kombinasi kandungan tersebut diyakini mampu membantu mempercepat pembentukan sel darah merah dan meningkatkan kadar hemoglobin. Beberapa studi mendukung potensi rosela sebagai intervensi alami dalam mengatasi anemia ringan. Efek farmakologis rosela juga dinilai aman dan relatif minim efek samping jika dibandingkan dengan terapi sintetis. Oleh karena itu, pemanfaatan rosela dinilai sesuai untuk diterapkan pada kelompok remaja dan wanita usia subur.

Uji Klinis Seduhan Bunga Rosela

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas seduhan rosela terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada wanita anemia usia 18–25 tahun. Penelitian ini menggunakan desain true experimental dengan pendekatan pre-test dan post-test control group design. Sebanyak 28 responden berpartisipasi dan dibagi menjadi dua kelompok secara merata. Kelompok pertama mendapatkan seduhan rosela dan TTD, sedangkan kelompok kedua hanya menerima TTD. Intervensi dilaksanakan selama 14 hari berturut-turut dan hasil pengukuran kadar hemoglobin dilakukan menggunakan alat EasyTouch GCHb.

Hasil intervensi menunjukkan bahwa kelompok perlakuan mengalami peningkatan kadar hemoglobin sebesar 2,677 g/dL. Sementara itu, kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 1,646 g/dL setelah 14 hari. Meskipun secara klinis kelompok rosela menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi, uji statistik menunjukkan nilai signifikansi 0,179. Nilai tersebut lebih besar dari α 0,05, sehingga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Dengan demikian, intervensi rosela dinilai menjanjikan tetapi masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.

Mekanisme Kerja Kandungan Rosela

Peran antosianin dalam rosela sebagai antioksidan dipercaya mampu memperpanjang umur sel darah merah atau eritrosit. Sifat antioksidan ini juga membantu memperbaiki kerusakan sel akibat stres oksidatif yang sering dialami penderita anemia. Selain itu, kandungan vitamin C dalam rosela mendukung penyerapan zat besi dalam saluran pencernaan. Proses ini memungkinkan penyerapan zat gizi lebih optimal sehingga mendukung peningkatan kadar hemoglobin. Mekanisme tersebut menjadikan rosela cocok sebagai pelengkap terapi standar.

Meskipun hasil statistik belum signifikan, kecenderungan peningkatan kadar hemoglobin pada kelompok rosela menunjukkan potensi klinis yang positif. Hal ini membuka peluang pengembangan intervensi jangka panjang dengan durasi lebih dari 14 hari. Studi sebelumnya merekomendasikan durasi minimal 21–30 hari untuk memperoleh efek terapi yang lebih nyata. Penyesuaian durasi juga mempertimbangkan siklus hidup eritrosit dan proses pembentukan darah yang memerlukan waktu. Oleh karena itu, waktu intervensi menjadi faktor penting dalam efektivitas pengobatan anemia.

Keamanan dan Potensi Rosela dalam Terapi Komplementer

Keamanan bunga rosela sebagai bahan herbal juga menjadi salah satu alasan penggunaannya dalam skala luas. Kandungan alami yang bersifat non-toksik menjadikan rosela mudah diterima oleh tubuh, bahkan dalam konsumsi jangka panjang. Seduhan rosela juga tergolong praktis untuk dibuat dan dikonsumsi secara mandiri di rumah. Hal ini mendukung pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi masalah anemia dengan pendekatan berbasis pangan lokal. Strategi ini juga sejalan dengan upaya promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan primer.

Potensi bunga rosela sebagai bagian dari terapi komplementer semakin mendapat perhatian dalam dunia medis dan herbal modern. Integrasi antara terapi konvensional dan bahan alam dipercaya mampu meningkatkan keberhasilan pengobatan anemia. Rosela bisa menjadi pilihan pendamping terapi yang terjangkau, aman, dan bernilai gizi tinggi. Pemanfaatan bahan lokal ini juga mendukung kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan. Dengan dukungan riset lanjutan dan uji klinis, rosela berpotensi sebagai terapi adjuvan untuk menangani anemia. 

BACA JUGA: [Pemantauan Lingkar Perut sebagai Skrining Dini Risiko Paru dan Kardiometabolik]

***

Penulis: Titin Wijayanti

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro