VOKASI NEWS – Seduhan daun pegagan terbukti menurunkan tekanan darah pada perempuan hipertensi, aman digunakan sebagai terapi komplementer bersama obat konvensional.
Hipertensi merupakan penyakit umum yang diderita wanita faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan stroke, infark miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan. merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah seseorang meningkat diatas normal. Seseorang dinyatakan menderita hipertensi bila tekanan darahnya melebihi nilai tekanan darah normal, yaitu di atas 120/80 mmHg.
Penanganan standar menggunakan obat penurun tekanan darah yang sering terkendala oleh efek samping seperti batuk, pembengkakan kaki dan mual. Hal ini memicu pencarian alternatif yang lebih alami dan minim efek samping. Prevalensi Jawa Timur sebesar 36,32% (Kemenkes RI, 2019).
Kandungan Aktif dan Manfaat Pegagan
Pegagan mengandung madekasosida sebagai metabolit utama, triterpenoid, kuersetin dan kaempferol. Kombinasi kandungan tersebut diyakini mampu membantu menurunkan tekanan darah. Daun pegagan (Centella asiatica L.) kini mulai digunakan sebagai alternatif tambahan dalam pengobatan hipertensi.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki potensi sebagai agen alami untuk membantu menurunkan tekanan darah. Selain itu, efek farmakologis pegagan tergolong aman dan memiliki efek samping yang lebih ringan dibandingkan obat-obatan sintetis. Oleh karena itu, penggunaan daun pegagan dianggap cocok untuk wanita pra lansia yang menderita tekanan darah tinggi.
Seduhan Simplisia Daun Pegagan Terbukti Menurunkan Tekanan Darah
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh seduhan simplisia daun pegagan terhadap menurunkan tekanan darah pada wanita usia 45-59 tahun. Penelitian ini menggunakan desain true experimental dengan pendekatan pre-test dan post-test control group design. Sebanyak 44 responden berpartisipasi dan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan seduhan simplisia daun pegagan dan obat amlodipine 5mg, sedangkan kelompok kedua hanya menerima obat amlodipine 5mg. Intervensi dilaksanakan selama 7 hari berturut-turut dan hasil pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital.
Hasil intervensi menunjukkan bahwa kelompok perlakuan mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebesar 40 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik sebesar 25 mmHg. Semenara itu pada kelompok kontrol mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebesar 19 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik sebesar 18 mmHg. Hasil uji statistik menunjukkan signifikansi 0.000 nilai tersebut <0.005 yang menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Maka pemberian intervensi daun pegagan dapat menurunkan tekanan darah.
[BACA JUGA: Dampak Strategis Penerapan COSO pada Pengelolaan Piutang Usaha]
Mekanisme Kerja Kandungan Daun Pegagan
Daun pegagan (Centella asiatica L.) mampu menurunkan tekanan darah melalui kandungan triteppenoid, flavonoid seperti quercetin dan kaempferol yang dapat menghambat enzim ACE, sehingga mengurangi pembentukan angiotensin II dan menyebabkan vasodilatasi. Flavonoid juga merangsang produksi nitric oxide (NO) yang membantu melebarkan pembuluh darah dan mengurangi stres oksidatif. Triterpenoid dalam pegagan turut memperlancar sirkulasi darah serta memberikan efek menenangkan pada sistem saraf. Kombinasi senyawa aktif ini membuat pegagan efektif menurunkan tekanan darah secara alami. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil penurunan tekanan darah yang signifikan dengan demikian, baik secara mekanisme biologis maupun melalui bukti empiris, pegagan terbukti memiliki potensi sebagai terapi tambahan yang efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Keamanan dan Potensi dalam Terapi Komplementer
Daun pegagan (Centella asiatica L.) dikenal sebagai tanaman herbal yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi jika digunakan dalam dosis yang tepat. Efek farmakologis ini bekerja secara sinergis tanpa menyebabkan gangguan fungsi organ vital, menjadikannya aman untuk digunakan dalam jangka pendek maupun sebagai terapi pendamping. Seduhan simplisia daun pegagan juga tergolong praktis untuk dibuat dan dikonsumsi secara mandiri di rumah. Pendekatan ini juga mendukung langkah promotif dan preventif dalam layanan kesehatan tingkat dasar.
Potensi daun pegagan sebagai terapi komplementer pada penderita hipertensi sangat menjanjikan. Selain mampu menurunkan tekanan darah, pegagan juga mendukung stabilitas sistem saraf dan sirkulasi darah, yang penting dalam pengelolaan hipertensi. Penelitian yang dilakukan terhadap perempuan pra lansia menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik secara signifikan setelah pemberian seduhan pegagan selama 7 hari. Hal ini memperkuat bukti bahwa pegagan dapat digunakan bersamaan dengan terapi konvensional seperti amlodipine tanpa menimbulkan interaksi yang merugikan. Dengan demikian, pegagan dapat menjadi solusi herbal yang efektif dan aman dalam terapi komplementer untuk hipertensi, khususnya bagi individu yang ingin mengurangi ketergantungan pada obat sintetis.
***
Penulis: Dilla Wahyu Widastika
Editor: Habibah Khaliyah