VOKASI NEWS – Museum Kanker Indonesia di Surabaya berdiri sejak 2013 sebagai museum tematik pertama di dunia. Museum ini menghadirkan koleksi edukasi tentang pencegahan, diagnosis, dan sejarah kanker untuk mendukung kesadaran kesehatan masyarakat.
Perkembangan Kota Surabaya dan Warisan Budaya
Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena peran pentingnya dalam perjuangan kemerdekaan. Pada masa Hindia Belanda, kota ini merupakan ibu kota Keresidenan Surabaya yang mencakup wilayah Jombang, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto. Tahun 1905, Surabaya resmi berstatus sebagai Gemeente atau kota madya, kemudian ditetapkan menjadi ibu kota Provinsi Jawa Timur pada 1926.
Pada awal 1900-an, pusat kota masih berada di sekitar Jembatan Merah. Seiring perkembangan, pemukiman baru bermunculan di kawasan Gubeng, Sawahan, Darmo, dan Ketabang. Pertumbuhan tersebut menjadikan Surabaya kota modern terbesar kedua setelah Batavia, kini Jakarta. Selain menjadi pusat perdagangan dan industri, Surabaya juga memiliki banyak situs bersejarah yang kemudian difungsikan sebagai museum, seperti Museum Pendidikan Surabaya, Museum Surabaya, dan De Javasche Bank. Keberadaan museum-museum tersebut menambah nilai edukasi dan identitas budaya kota.
Lahirnya Museum Kanker Indonesia
Selain museum sejarah dan budaya, Surabaya juga memiliki Museum Kanker Indonesia (MKI), sebuah museum tematik yang unik. Museum ini didirikan oleh Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW) pada 2 November 2013, berlokasi di Jalan Kayoon 16–18 Surabaya. Kehadirannya bertujuan untuk mengoleksi, mengonservasi, meneliti, mengomunikasikan, serta memamerkan berbagai materi nyata kepada masyarakat. Tujuan utama museum adalah mendukung studi, pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, sekaligus memberikan informasi kesehatan melalui pendekatan sejarah kanker.
Koleksi di dalam museum mencakup alat bantu pengenalan kanker, media edukasi pencegahan, metode diagnosis dini, informasi penyembuhan, hingga layanan paliatif. Selain itu, museum juga menampilkan sisi budaya dan sejarah penanganan kanker. Dengan konsep tersebut, MKI menjadi museum kanker pertama di dunia dan dirancang sebagai model kolaborasi dalam upaya penanggulangan kanker.
[BACA JUGA: Optimalisasi Peran K3 untuk Efisiensi Migas]
Museum ini tidak hanya menyajikan informasi melalui koleksi visual, tetapi juga berusaha melibatkan seluruh pancaindra, seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Upaya ini diharapkan dapat memperkaya pengalaman pengunjung serta menumbuhkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan. Dengan pengelolaan langsung dari Yayasan Kanker Wisnuwardhana, Museum Kanker Indonesia menjadi salah satu pusat edukasi kesehatan masyarakat yang representatif di Surabaya.
***
Penulis: Mariana Anggraini Puspitasari
Editor: Fatikah Rachmadianty