Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39
Sejarah Sungai Kalimas Sebagai Jalur Transportasi Perdagangan dan Wisata Air Surabaya - Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Sejarah Sungai Kalimas Sebagai Jalur Transportasi Perdagangan dan Wisata Air Surabaya


Warning: Trying to access array offset on false in /home/vokasi.unair.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

VOKASI NEWS – Mengetahui sejarah jalur transportasi sungai kalimas yang saat ini menjadi objek wisata air perahu di Surabaya.

Kota Surabaya merupakan Ibukota Jawa Timur yang memiliki banyak sungai yang melintas di dalam pusat kota. Salah satu yang paling terkenal yaitu Sungai Kalimas. Peranan sungai Kalimas sebagai jalur perdagangan di kota Surabaya sangat tampak sekali pada zaman Kolonial Belanda. Pemanfaatan yang dilakukan Belanda sangat maksimal sehingga dapat mendongkrak nilai perekonomian Surabaya. Sungai ini memiliki hubungan erat dengan Surabaya karena menjadi sumber kehidupan dan transportasi bagi penduduk kota Surabaya selama berabad-abad. Diketahui, sungai Kalimas memiliki lebar 20-30 Meter dan panjang 12-13 Kilometer.

Sejarah Sungai Kalimas Sebagai Jalur Transportasi Perdagangan

Kalimas sudah dijadikan sebagai jalur transportasi dari zaman kerajaan Majapahit pada abad ke-13. VOC mulai masuk ke Surabaya pada tahun 1617, sambil membangun loji sebagai tempat dagang sementara di dekat sungai Kalimas. Selama menjalankan misi dagangnya di Surabaya, VOC menghadapi berbagai hambatan dari pihak lokal dan Mataram. Sehingga VOC meninggalkan kamar dagangnya pada tahun 1628 di Surabaya karena pusat administrasi yang baru dibangun di Batavia diserang prajurit Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung. Akibatnya persaingan dagang keduanya berlangsung hingga tahun 1645.

Kemudian VOC diizinkan membuka kembali kamar dagangnya di Surabaya yang dipimpin oleh Amangkurat I, ketika digantikan oleh anaknya yang ternyata kalah dalam perjanjian dengan Belanda. Akibatnya Mataram harus menyerahkan sebagian besar wilayah dan hak dagang kepada VOC, diantaranya Surabaya. Penggerak perekonomian dan perdagangan di Kota Surabaya adalah bangsa Arab dan Cina. Bangsa ini mengembangkan lalu lintas perdagangan di kawasan sisi Timur Kalimas, yang biasa disebut kawasan pecinan dan kawasan religi ampel. Maka, Belanda mendirikan pemukiman Eropa yang berdekatan dengan pemukiman bangsa Arab dan Cina di kawasan sisi Barat Kalimas.

Sehingga terdapat beberapa jembatan yang menyebrangi Kalimas seperti : jembatan petekan, jembatan merah dan jembatan peneleh. Karena letak Surabaya yang strategis membuat bangsa lain yang gemar berlayar dari Timur ke Barat bisa bertemu. “Kalimas” serta merta menjadi suatu “Sungai emas” dan membawa barang-barang berharga dari pedalaman seperti rempah-rempah. 

Peran Kalimas sebagai jalur transportasi pelayaran dan juga perdagangan membuat perkembangan Kota Surabaya menjadi besar. Terlihat pada beberapa tempat atau gedung peninggalan kolonial Belanda yang bersejarah dan memiliki peran penting, yang berada di sepanjang susur Kalimas yaitu: Jembatan gubeng. Rumah sakit Simpang, Gedung DPRD Kota Surabaya, Gedung Grahadi dan Taman Budaya atau Cakdurasim.

Wisata Air Perahu Kalimas Surabaya

Gambar 1. Wisata Air Perahu Kalimas

Dari sejarah dan tradisi masyarakat yang menggunakan Kalimas sebagai jalur transportasi maka pemerintah Kota Surabaya mendukung untuk tetap melestarikan kegiatan tersebut pada salah satu wisata yang ada di Surabaya yaitu Wisata Air Perahu Kalimas yang pada tahun 1990-an adalah milik Grahadi, dam pada tahun selanjutnya hingga sekarang diambil alih oleh Dinas Pariwisata untuk dijadikan salah satu wisata yang ada di kota Surabaya. Walikota Eri Cahyadi menjadikan wisata ini sebagai pendapatan daerah tepat pada HUT Surabaya yang ke 728 pada tanggal 31 Mei 2021.

Wisata air ini berada di dua tempat yaitu : di taman prestasi jl.Ketabang Kali No.6, Kec.Genteng, Surabaya, Jawa Timur dan dan juga di dalam monumen kapal selam (monkasel) di jl.Pemuda No.39, Embong Kaliasin, Kec.Genteng, Surabaya,Jawa Timur.Jadwal di kedua tempat ini sama, yaitu hari biasa dari jam 3 sore hingga 9 malam, dan pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur dari jam 8 pagi hingga 9 malam.

BACA JUGA: Video Profil Transformasi Perkembangan Masjid Al-Akbar Surabaya

Pembelian tiket monkasel dilakukan secara manual di loket pintu masuk sejumlah Rp16.000 per orang dengan rute Monumen Kapal Selam hingga Siola dan kembali lagi. Sedangkan pembelian tiket di taman prestasi dilakukan secara online melalui website tiketwisata.surabaya.go.id dengan melakukan pembayaran menggunakan qris atau m-banking sejumlah Rp7.000 dengan rute taman prestasi hingga taman ekspresi.

***

Penulis: Choirunnisa’

Editor: Puspa Anggun Pertiwi