Siaga Bencana: Kenapa Setiap Orang Butuh Pelatihan Kebakaran?

Siaga Bencana: Kenapa Setiap Orang Butuh Pelatihan Kebakaran?_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Pelatihan kebakaran penting untuk semua orang agar siap mencegah dan menangani risiko kebakaran, melindungi nyawa, serta meminimalkan kerugian.

Dalam dinamika kehidupan modern yang serba cepat, seringkali abai terhadap bahaya yang tidak terlihat namun mematikan: Kebakaran. Kebakaran bisa terjadi dari percikan api kecil di dapur rumah, atau insiden di gedung perkantoran di pusat kota. Risiko yang didapat bersifat universal tidak hanya menimpa sebagian orang, yang berupa kerusakan material dan bisa sampai merenggut nyawa. Memahami dan menguasai Langkah-langkah penanganan saat kebakaran bukan hanya sekedar pengetahuan tambahan, melainkan sebuah kebutuhan mendesak yang dapat menjadi penentu keselamatan. Pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari pelatihan kebakaran adalah kunci untuk mengubah potensi bencana menjadi situasi yang bisa dikelola.

Manfaat Pelatihan Kebakaran untuk Setiap Orang
  1. Kesadaran Akan Bahaya dan Pencegahan

Pelatihan kebakaran tidak hanya berfokus pada respons, tetapi juga pada pencegahan. Peserta belajar mengenai penyebab umum dalam kebakaran, seperti korsleting listrik, kebocoran pada gas, serta penanganan terhadap bahan mudah terbakar yang tidak. Hal ini membangun fondasi untuk lingkungan yang lebih aman di manapun berada. Individu yang terlatih dapat menjadi pilar keselamatan, sehingga mampu menimalisir mengenai risiko, melaporkan potensi bahaya, dan membantu orang lain dalam situasi darurat. Lingkungan yang siap siaga akan merespon insiden dengan lebih terkoordinasi dan efektif. 

  1. Menyelamatkan Aset dan Menimalisir Kerugian

Respons yang sigap dan tanggap terhadap kebakaran dapat mengurangi skala kerusakan property dan beban finansial. Kemampuan untuk mengidentifikasi sumber api dan memadamkannya di tahap awal sering kali bisa mencegah api menyebar secara luas sehingga melindungi asset berharga dari kehancuran. Salah satu contoh yang bisa digunakan untuk penanganan kebakaran adalah Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Menurut Musadek., et.al., (2021) Tata cara penggunaan apar adalah dengan menarik pin pengaman, Arahkan ujung selang (Nozzle) ke dasar api, Tekan tuas atau pegangan APAR dengan kuat untuk mengeluarkan isi apar (bubuk, busa, atau co2) dan Sapukan nozzle atau selang dari satu sisi ke sisi lain pada dasar api hingga seluruh area yang terbakar terselimuti oleh media pemadam.

Siapa Saja yang Harus Berpartisipasi?

Jawabannya adalah semua orang, tanpa terkecuali. Dari anak-anak disekolah hingga pekerja di kantor, ibu rumah tangga dan sebagainya, risiko terjadinya kebakaran tidak memandang usia atau profesi. Institusi Pendidikan, Perusahaan, dan Pemerintah Daerah memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan dan mempromosikan pelatihan kebakaran secara rutin dan menyeluruh sehingga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya kesalamatan.

Pelatihan yang dilakukan digunakan sebagai bekal yang bisa menyelamatkan nyawa, harta benda, dan masa depan dari ancaman api. Dengan pemahaman mendalam, keterampilan respon yang cepat dan kesadaran dalam pencegahan bisa menjadikan lebih siap menghadapi segala kemungkinan.

[BACA JUGA: Live Streaming TikTok: Inovasi Pemasaran Digital Produk Skincare pada Gen Z]

***

Penulis: Nadia Faradiba

Editor: Habibah Khaliyah

https://ejournal.itn.ac.id/
https://jurnalfe.ustjogja.ac.id/
https://roaseg.ucad.sn/
https://lms.ikippgribojonegoro.ac.id/xnxx/
https://sipresma.ft.undip.ac.id/storage/views/xnxx/