VOKASI NEWS – Skrining kehamilan sebelum sinar-X merupakan langkah kecil untuk perlindungan yang besar.
Pemeriksaan sinar-X merupakan prosedur penting dalam dunia medis, mulai dari deteksi patah tulang hingga penyakit dalam. Namun, bagi wanita usia subur—terutama yang sedang hamil tanpa disadari—paparan radiasi dari sinar-X dapat menimbulkan risiko serius bagi janin. Di sinilah peran skrining kehamilan sebelum sinar-X menjadi sangat krusial: langkah kecil dengan dampak besar bagi masa depan.
Mengapa Skrining Penting?
Radiasi pengion dari sinar-X dapat mengganggu proses perkembangan janin, terutama pada trimester pertama saat organ-organ vital mulai terbentuk. Meski satu kali paparan sinar-X umumnya tergolong aman, risiko tetap ada, terutama jika pemeriksaan dilakukan tanpa mengetahui status kehamilan. Maka, konfirmasi kehamilan menjadi tindakan preventif yang tak boleh diabaikan.
Bagaimana Skrining Dilakukan?
Skrining kehamilan dapat diterapkan melalui beberapa cara sederhana namun efektif:
- Wawancara & Anamnesis: Petugas medis menanyakan tanggal haid terakhir, siklus menstruasi, dan kemungkinan kehamilan.
- Tes Kehamilan Cepat: Tes urine atau darah digunakan jika terdapat keraguan.
- Formulir Pernyataan Pasien: Pasien diminta menyatakan kemungkinan hamil secara tertulis.
- Alternatif Non-Radiasi: Bila kehamilan terkonfirmasi, prosedur seperti USG atau MRI bisa menjadi pilihan aman—kecuali dalam kondisi darurat.
Tantangan di Lapangan
Meski terlihat sederhana, implementasi skrining ini tidak lepas dari hambatan, seperti keterbatasan waktu, kurangnya kesadaran tenaga medis, hingga fasilitas yang belum memadai. Namun tantangan ini dapat diatasi melalui:
- Pelatihan tenaga medis secara berkala
- Penerapan protokol skrining standar di fasilitas kesehatan
- Edukasi dan kampanye kesadaran pasien
Menjaga yang Tak Terlihat
Skrining kehamilan bukan sekadar prosedur tambahan, melainkan tanggung jawab moral dan profesional. Dengan edukasi yang berkelanjutan, kebijakan yang mendukung, dan komitmen dari seluruh tenaga medis, kita dapat menjadikan praktik ini sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang lebih aman dan berempati.
[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]
***
Penulis : Rahmat Yuliansyah
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR