Snack Bar Kakao (Theobroma Cacao) dan Pegagan (Centella asiatica): Upaya Preventif Atasi Penurunan Fungsi Kognitif Sejak Dini

VOKASI NEWS –Mahasiswa D4 Pengobatan Tradisional Fakultas Vokasi UNAIR berhasil menciptakan Snack Bar Kakao dan Pegagan untuk atasi penurunan fungsi kongnitif.

Penurunan fungsi kognitif yakni berpikir, mengingat, dan bernalar sehingga mengganggu aktivitas disebut demensia. Saat ini lebih dari 55 juta orang menderita demensia di seluruh dunia, 60% diantaranya tinggal di Negara dengan penghasilan rendah. Setiap tahun terdapat hampir 10 juta kasus baru. Penurununan fungsi lima organ Zhang juga turut andil dalam terjadinya demensia terutama ginjal. Langkah untuk mencegah dan mengurangi resiko penurunan fungsi kognitif adalah meningkatkan aktifitas fisik serta menerapkan pola makan yang sehat. Penerapan pola makan yang sehat sehat bisa dimulai dengan penambahan asupan makanan melalui konsep makanan fungsional. Penambahan makanan ini dapat menggunakan snack bar yang dipadukan dengan bahan alam seperti kakao (Theobroma cacao) dan pegagan (Centella asiatica).

Kandungan Senyawa yang Baik dan Bermanfaat

Snack bar adalah hasil dari teknologi pangan yang merupakan pangan fungsional yang mengandung satu atau beberapa senyawa bioaktif yang memberikan keuntungan bagi kesehatan. Penambahan kakao (Theobroma cacao) yang memiliki senyawa flavonoid dapat meningkatkan memori verbal dari pemberian cokelat hitam (dark chocolate). Menurut teori tradisional, kakao dapat menguatkan darah dan memberi asupan pada qi limpa serta memperkaya darah pada hati. Sedangkan pegagan (Centella asiatica) memiliki kandungan senyawa terpenoid. Senyawa ini berperan sebagai antioksidan yang dapat mengurangi efek stres oksidatif dan mendorong pemanjangan dendrit, serta melindungi neuron dari apoptosis. Pada penelitian ini, analisis organoleptic, proksimat, kandungan energy serta kandungan senyawa flavonoid dan terpenoid dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengtahui kelayakan pangan dengan membandingkan hasil dan peraturan pemerintah serta standar nasional Indonesia yang berlaku.

Penelitian ini dilakukan dengan membuat 3 formulasi dosis tanaman untuk demensia yang berbeda. F0 digunakan sebagai formulasi control karena telah disesuaikan dengan penerimaan rasa berdasarkan bahan penyerta yang digunakan. F1 dan F2 merupakan formulasi pembanding dengan melibatkan dosis tanaman yang berbeda akan tetapi menggunakan bahan penyerta yang sama dengan F0. Pada uji organoleptic, F0 memiliki skor paling tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa F0 dengan dosis tanaman untuk penurunan fungsi kognitif tersebut dapat diterima. Setelah dilakukannya uji organoleptic, pengujian porksimat dilakukan pada F0 karena berdasarkan uji organoleptik mendapatkan nilai paling tinggi. Pada uji proksimat didapatkan hasil dan dibandingkan dengan peraturan pemerintah serta standar nasional yang berlaku di Indonesia.

Snack Bar Kakao yang Sudah Lolos Uji

Berdasarkan hasil uji dan peraturan yang berlaku, snack bar kakao (Theobroma cacao) pegagan (Centella asiatica) pada F0 sudah sesuai anjuran dan tidak melebihi batas. Pada uji kandungan flavonoid ketiga formulasi dimana masing-masing tanaman yakni kakao Theobroma cacao) pegagan (Centella asiatica) memilki kandungan flavonoid dengan kadar yang berbeda. Berdasakan penelitian sebelumnya tidak melebihi batas. Untuk kandungan terpenoid secara umum, snack bar kakao Theobroma cacao) pegagan (Centella asiatica) ini juga tidak melebihi batas kadar kandungan berdasarkan penelitian sebelumnya.

Sehingga snack bar kakao Theobroma cacao) pegagan (Centella asiatica) dengan F0 sebagai kontrol tergolong aman. Hal ini berdasarkan pertimbangan dosis acuan masing-masing tanaman serta kandungan senyawa flavonoid dan terpenoid. Akan tetapi diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai satu kesatuan formulasi snack bar kakao Theobroma cacao) pegagan (Centella asiatica) mengenai efektifitas terhadap penurunan fungsi kognitif. Sehingga kedepannya formulasi snack bar kakao Theobroma cacao) pegagan (Centella asiatica) dapat bermanfaat dan dipergunakan secara luas sebagai upaya penurunan fungsi kognitif yang bermanfaat dan aman serta memiliki rasa yang dapat diterima oleh semua pihak.

BACA JUGA : UDD PMI Kota Surabaya Kembali Terima Permohonan Kunjungan Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik

***

Penulis : Farah Nur Firdausiana Adnin

Pembimbing : Dwi Setioni Sumardiko dan Edith Frederika Puruhito

Penulis : Maulidatus Solihah