VOKASI NEWS – Gerak bukan masalah lagi saat pemeriksaan X-ray konvensional. Pasien kondisi emergency atau non kooperatif akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan posisi true. Pemeriksaan radiografi konvensional jika objek mengalami motion dapat menyebabkan citra menjadi tidak optimal, detail anatomi tidak jelas, dan menimbulkan over exposure. Kondisi tersebut tidak hanya menghambat penanganan pemeriksaan, tetapi juga meningkatkan dosis radiasi yang diterima oleh pasien atau masyarakat sekitar.
Berdasarkan data terdapat 2,16 % terjadinya repeat exposure. Faktor penyebab utama yaitu kesalahan positioning, motion, dan objek yang terpotong (Anwar & Priscylo, 2019). Adanya inovasi alat fiksasi ossa cruris dirancang untuk menahan posisi agar tetap stabil selama pemeriksaan. Alat ini dapat meminimalisir terjadinya motion artefak sehingga citra yang dihasilkan lebih tajam dan optimal.
Penggunaan alat fiksasi ossa cruris memiliki keuntungan terutama bagi pasien akan memberikan kenyamanan karena material alat terdapat eva foam yang elastis dan terdapat sistem pengunci agar objek tidak bergerak. Selain itu, juga memudahkan petugas karena tidak perlu menahan ossa cruris secara manual, sehingga petugas hanya berfokus pada pengaturan parameter dan posisi saja. Alat fiksasi ini juga dilengkapi tempat peletakan Image Reseptor (IR) yang digunakan untuk proyeksi lateral horizontal.
Uji Kualitas dan Penggunaan Alat Fiksasi Ossa Cruris
Hasil uji alat fiksasi yang telah dibuat terdiri dari uji fleksibilitas dan uji kualitas citra. Uji fleksibilitas menunjukkan evafoam mengalami deformasi minimum sebesar 0,4 mm dan maksimum sebesar 1,1 mm. Hal tersebut menunjukkan evafoam mengalami deformasi secara elastis. Evafoam mampu menahan beban secara bertahap tanpa mengalami kerusakan struktural. Berdasarkan hasil uji statistik Paired T-test menunjukkan nilai signifikansi <0.001, artinya tidak terdapat perbedaan signifikan antara kondisi sebelum dan ketika diberikan beban.
Uji kualitas citra dilakukan sebanyak 30 exposure yang diperoleh 53.3% menunjukkan artefak dan 46.7% tidak menunjukkan artefak. Artefak banyak ditemukan pada proyeksi lateral yang dipengaruhi oleh ketebalan material. Kemunculan artefak tersebut juga tidak menutupi jaringan atau soft tissue pada ossa cruris. Meskipun demikian, munculnya artefak tidak mengurangi fungsi utama alat dalam menjaga stabilitas posisi objek saat pemeriksaan. Temuan ini menjadi awal untuk melakukan penyempurnaan desain kedepannya.
Hasil pengujian alat tersebut menunjukkan bahwa alat fiksasi ossa cruris tetap memberikan kontribusi signifikan dalam kualitas pelayanan radiografi. Alat fiksasi juga mampu mengurangi risiko repeat exposure dan mendukung penerapan prinsip proteksi radiasi ALARA(As low As Reasonably Achievable), serta memberikan kenyamanan khususnya bagi pasien fraktur.
BACA JUGA: [Efisiensi Pengadaan Hotel Melalui Seleksi Supplier dan Negosiasi Harga Strategis]
***
Penulis: Shinta Maulindah Sholichah
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro