VOKASI NEWS – Spray gel inovatif dari songgolangit dan manggis, solusi herbal yang bermanfaat untuk luka diabetes.
Diabetes menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Di Indonesia, lebih dari 19 juta orang mengidap penyakit ini. Salah satu komplikasi serius dari diabetes adalah luka yang sulit sembuh dan berisiko amputasi. Luka diabetes memerlukan penanganan cepat dan higienis untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
Inovasi terbaru hadir dari mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang mengembangkan sprayable hydrogel herbal berbasis tanaman tradisional Indonesia. Produk ini memadukan ekstrak daun Songgolangit (Tridax procumbens L.) dan ekstrak kulit Manggis (Garcinia mangostana L.), dua tanaman dengan potensi antibakteri dan penyembuhan luka yang tinggi.
Sprayable Hydrogel: Lebih Praktis dan Higienis
Hydrogel merupakan bahan pembalut luka modern yang mampu menjaga kelembaban kulit, mempercepat regenerasi jaringan, dan mencegah infeksi. Keunggulan dari bentuk sprayable adalah tidak perlu disentuhkan langsung ke luka. Ini membuatnya lebih higienis dan meminimalisir risiko infeksi silang.
Dalam inovasi ini, ekstrak herbal dimasukkan dalam formulasi hydrogel menggunakan HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Cellulose) sebagai agen pembentuk gel. Sediaan ini dikemas dalam botol semprot agar mudah digunakan.
Tiga formulasi diuji: F1 (2,5%:5,0%), F2 (5,0%:10%), dan F3 (7,5%:15%). Kombinasi F1 terbukti menjadi formulasi paling stabil, cepat kering, dan efektif dalam penyembuhan luka diabetes berdasarkan uji in vivo pada tikus.
Manfaat Songgolangit dan Manggis untuk Luka
Songgolangit dikenal memiliki senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Flavonoid mampu mempercepat sintesis kolagen dan meningkatkan vaskularitas kulit, dua hal penting dalam regenerasi jaringan luka.
Kulit manggis kaya akan senyawa xanthone (terutama α-mangostin) yang bersifat antioksidan, antibakteri, dan mampu menstimulasi pertumbuhan sel baru. Kombinasi dua tanaman ini menghasilkan efek sinergis yang mempercepat penyembuhan luka dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Uji Laboratorium dan Uji Hewan
Proses riset dilakukan selama empat bulan di berbagai laboratorium Universitas Airlangga. Pengujian dimulai dari uji skrining fitokimia, karakterisasi fisik sediaan, hingga uji stabilitas seperti viskositas dan sineresis. Sediaan F1 memiliki pH sesuai kulit (sekitar 5,4), tidak menggumpal, dan tidak memisah setelah diuji sentrifugasi.
Tahap akhir adalah uji efektivitas penyembuhan luka pada hewan coba tikus Wistar. Luka diabetes dibuat pada kulit tikus dan diamati penyembuhannya selama tujuh hari. Hasil menunjukkan bahwa formulasi F1 memberikan perbaikan luka paling cepat, baik secara visual maupun mikroskopis. Luka yang diobati F1 menunjukkan fase akhir proliferasi dengan pembentukan jaringan epitel yang lebih baik dibanding kelompok kontrol.
Solusi Ramah Lingkungan dan Berbasis Lokal
Selain efektif, inovasi ini juga ramah lingkungan. Seluruh bahan bakunya berasal dari tanaman lokal yang mudah ditemukan di Indonesia. Proses ekstraksi pun menggunakan pelarut etanol yang aman dan terstandarisasi. Sprayable hydrogel ini berpotensi dikembangkan lebih lanjut sebagai produk farmasi berbasis herbal yang mendukung kemandirian bahan baku obat dalam negeri.
[BACA JUGA: Pengaruh Seduhan Serbuk Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria) Terhadap Penderita Dismenorea]
Menuju Terapi Luka Diabetes yang Lebih Baik
Inovasi ini menunjukkan bahwa kolaborasi ilmu pengobatan tradisional dan teknologi farmasi modern dapat menghasilkan solusi yang efektif dan aplikatif. Sprayable hydrogel herbal ini diharapkan menjadi alternatif terapi luka diabetes yang praktis, aman, dan terjangkau, terutama bagi masyarakat di daerah dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan.
***
Penulis: Insyaf Abdi Agung Muhammad
Pembimbing: Rini Hamsidi, Edith Frederika Puruhito
Program Studi: D4 Pengobat Tradisional
Editor: Fatikah Rachmadianty