VOKASI NEWS – Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dirasa sangat stigmatis oleh keluarga karena dianggap kurang produktif dan kualitas hidupnya rendah. Hal ini karena Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) memiliki sifat dependen, sehingga sepanjang hidupnya selalu menggantungkan hidupnya kepada keluarga. Seiring bertambahnya usia, penderita gangguan kesehatan jiwa (ODGJ) rata-rata mengalami penurunan produktivitas sebesar 22,9%.
ODGJ mengalami gejala yang mempengaruhi hampir semua aspek hidup, dan beberapa akan mengalami ketergantungan seumur hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan stigma dengan sikap keluarga terhadap orang dengan gangguan jiwa di Puskesmas Gondang Tulungagung. Terapi yang telah diberikan kepada ODGJ, masih belum cukup untuk mengembalikan kemandirian dan produktivitas. Hal ini karena penderita tidak memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Diperkirakan penderita gangguan kesehatan mental akan kehilangan kemampuan untuk mempertahankan hidupnya karena kehilangan kemampuan untuk bekerja dan berinteraksi dengan orang lain. Produksi kerja pasien dapat dipengaruhi oleh gangguan kesehatan mental, baik ringan maupun berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan perilaku seseorang. Karena penderita harus merawat pasien di rumah sakit sampai kembali ke rumah, keluarga juga merasakan dampak langsung.
Metode dan Kriteria Sampel Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional, Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Mei – 22 Juni 2024 di Puskesmas Gondang Tulungagung. Adapun yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh keluarga di Puskesmas Gondang Tulungagung yang berjumlah 80 orang dengan data sampel 50 orang.
1. Kriteria Inklusi
- Keluarga inti pasien ODGJ yang mengantar pasien kontrol di Puskesmas Gondang Tulungagung
- Keluarga yang tinggal serumah dengan pasien dan terlibat dalam perawatan pasien ODGJ sehari-hari
- Keluarga pasien yang bersedia menjadi responden
- Keluarga yang berumur ≥20 tahun.
2. Kriteria Eksklusi
- Keluarga yang tidak berada di tempat saat peneliti melakukan penelitian.
- Pasien ODGJ yang tidak memiliki keluarga.
- Keluarga yang tidak bersedia menjadi responden.
- Keluarga yang tidak sehat jasmani maupun rohaninya.
Hasil Penelitian Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Penelitian di Puskesmas Gondang Tulungagung menunjukkan adanya hubungan signifikan antara stigma gangguan jiwa dan sikap keluarga terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar responden memiliki stigma rendah terhadap gangguan jiwa, dan keluarga menunjukkan sikap yang baik terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Analisis statistik Chi-Square menguatkan adanya hubungan bermakna antara kedua variabel ini.
Sikap positif keluarga mengindikasikan adanya dukungan yang diberikan kepada anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. Fungsi keluarga yang baik berperan penting dalam memperkuat kesatuan keluarga, unit sosial terkecil bagi ODGJ, serta membantu proses perawatan. Dukungan sosial yang baik dari keluarga dapat meningkatkan kemampuan ODGJ untuk mengatasi berbagai gangguan dan ketidakmampuan yang dialaminya.
BACA JUGA: [Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien Ginjal Kronik di RSUD Ibnu Sina Gresik]
Stigma yang rendah di Puskesmas Gondang mengindikasikan bahwa keluarga memfasilitasi biaya untuk pelayanan kesehatan jiwa, dan merasakan adanya simpati serta empati dari masyarakat sekitar terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Hal ini sejalan dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa masyarakat yang sadar akan perlunya perawatan bagi ODGJ cenderung memiliki stigma yang rendah.
Lingkungan yang mendukung dan dapat menerima keadaan ODGJ dengan baik akan memotivasi keluarga untuk merawat pasien gangguan jiwa dengan lebih baik. Dengan tidak adanya pemasungan dan banyaknya dukungan seperti pengobatan, posyandu jiwa, dan kader posyandu jiwa, membuktikan bahwa stigma yang rendah berpengaruh positif terhadap sikap keluarga terhadap orang dengan gangguan jiwa.
***
Penulis: Nabila Nuril Bariroh
Editor: Puspa Anggun Pertiwi