Strategi Efektif Mengembalikan Budaya Membaca Buku Fisik Menuju Indonesia Emas 2045

Strategi Efektif Mengembalikan Budaya Membaca Buku Fisik Menuju Indonesia Emas 2045_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Proyek video kampanye literasi di Gramedia Manyar membuktikan media digital efektif mendorong budaya membaca buku fisik. Upaya ini mendukung visi Indonesia Emas 2045 melalui strategi komunikasi kreatif.

Era digital mengubah cara masyarakat mengonsumsi informasi. Konten daring yang serba cepat membuat buku fisik semakin jarang dilirik, padahal perannya penting dalam menumbuhkan pemahaman mendalam. Tren penurunan penjualan buku sejak 2015 menjadi bukti bahwa minat terhadap bacaan cetak mengalami penurunan. Untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045, perlu upaya menghidupkan kembali budaya membaca buku fisik melalui strategi komunikasi yang kreatif dan relevan.

Proyek kampanye literasi “Mari Budayakan Kembali Membaca Buku Fisik Untuk Indonesia Emas 2045” menjadi salah satu langkah konkret. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada analisis proses produksi video kampanye yang dilakukan di Gramedia Manyar, Surabaya. Tahapan yang dilalui meliputi pra-produksi, produksi, hingga pasca-produksi.

Proses Produksi Video Kampanye

Fase pra-produksi mencakup studi literatur, analisis data penjualan buku, serta perumusan konsep yang sesuai dengan target audiens. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan Supervisor Gramedia Manyar, observasi lapangan, dan dokumentasi internal.

Tahap produksi menitikberatkan pada pengambilan gambar menggunakan iPhone 12 agar hasil dapat disesuaikan dengan platform media sosial. Setelah itu, tahap pasca-produksi dilakukan melalui proses dubbing naskah, editing, mixing audio, color grading, hingga rendering akhir. Hasilnya berupa video singkat yang menekankan pesan literasi dengan visual menarik.

Temuan dan Evaluasi

Video kampanye berhasil diterima tanpa revisi oleh manajemen Gramedia Manyar dan dipublikasikan melalui akun Instagram resmi @gramediamanyarsurabaya. Respon audiens menunjukkan bahwa video tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memicu diskusi mengenai pentingnya membaca buku fisik. Temuan ini menegaskan bahwa media digital dapat menjadi sarana efektif untuk mendorong literasi konvensional.

Meski demikian, terdapat kendala teknis seperti keterbatasan alat penunjang dan pencahayaan di lokasi produksi. Rekomendasi untuk pengembangan selanjutnya adalah penggunaan peralatan yang lebih memadai serta koordinasi intensif dengan pihak terkait agar kualitas produksi semakin optimal.

[BACA JUGA: Mengenal Histori Plaza Surabaya Melalui Video Storytelling]

Simpulan

Proyek ini membuktikan bahwa media digital dapat menjadi instrumen kuat dalam mengedukasi masyarakat tentang budaya membaca. Selain mencapai tujuan kampanye, proyek juga memberi wawasan tentang tantangan produksi konten literasi. Dengan perbaikan berkelanjutan, strategi komunikasi serupa dapat berkontribusi pada peningkatan minat baca dan mendukung pembangunan literasi menuju Indonesia Emas 2045.

***

Penulis: Mohammad Alfian Awwaluddin

Editor: Fatikah Rachmadianty