Tantangan dan Strategi PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (PT SPINDO)

VOKASI NEWS – PT SPINDO berupaya memperkuat citra merek melalui video corporate branding demi mencapai target penjualan dan ekspansi.

Indonesia menempati urutan ke-15 sebagai negara penghasil baja terbesar di dunia menurut World Steel Association. Namun, meskipun Indonesia merupakan produsen baja mentah dan bahan jadi, konsumsi baja di dalam negeri masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara Asia dan Amerika lainnya. Berdasarkan data dari The Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA), konsumsi baja di Indonesia hanya sekitar 60 kg per kapita per tahun. Sebagai perbandingan, Korea Selatan yang luasnya lebih kecil dari Pulau Jawa menghabiskan 988 kg per kapita per tahun, dan Amerika Serikat mencapai 291 kg per kapita per tahun. China, sebagai negara penghasil dan pemasok baja terbesar di dunia, juga memiliki tingkat konsumsi yang jauh lebih tinggi.

Meskipun begitu, konsumsi baja di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 16,7 kg per kapita selama periode 2015 hingga 2023. Hal ini sejalan dengan peningkatan signifikan dalam produksi industri baja yang juga dibarengi dengan peningkatan ekspor dan penurunan impor baja. Langkah ini menunjukkan bahwa industri baja Indonesia terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada baja impor dengan meningkatkan produksi dalam negeri. Yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan konsumsi baja nasional.

Industri Logam Baja di Indonesia

Industri logam di Indonesia, khususnya industri pengolahan non-migas, merupakan salah satu sektor yang paling potensial untuk menumbuhkan ekonomi nasional. Berdasarkan data dari Renkin Ditjen KPAII, industri pengolahan non-migas menyumbang kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2021 dengan kontribusi sebesar 17,36%. Sektor ini meliputi berbagai industri, termasuk makanan dan minuman, kimia, farmasi, barang logam, komputer, elektronik, alat angkutan, serta tekstil dan pakaian jadi.

BACA JUGA: [Direktori Spa dan Reflexology di Surabaya sebagai Destinasi Utama Self-Care dan Melepaskan Penat]

Salah satu perusahaan besar yang beroperasi di bidang manufaktur logam di Indonesia adalah PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (PT SPINDO). Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1971 ini memiliki enam unit pabrik yang tersebar di Jawa Timur dan Jawa Barat. Perusahaan ini mengelola dengan kapasitas produksi mencapai 600.000 ton pipa per tahun. PT SPINDO baru mulai memperluas pasar ekspornya pada tahun 2018 ke Amerika dan Kanada, dan saat ini memiliki sekitar 2000-3000 pelanggan aktif. Perusahaan ini berencana menargetkan penjualan sebanyak 500.000 ton pipa pada tahun 2025, serta membuka kesempatan untuk ekspor ke pasar internasional lainnya.

Branding Perusahaan PT SPINDO Melalui Video Profil

Dengan persaingan yang ketat di industri baja, PT SPINDO menyadari pentingnya branding untuk menciptakan citra perusahaan yang kuat. Untuk itu, PT SPINDO berencana membuat video corporate branding guna meningkatkan kesadaran merek di kalangan konsumen potensial. Selain itu juga mendukung tujuan internal perusahaan, seperti target ekspor, pendanaan investor, dan penjualan.

Sebelumnya, PT SPINDO telah membuat video profil perusahaan. Namun video tersebut sudah berusia 10 tahun dan tidak lagi mencerminkan perkembangan terbaru perusahaan. Dengan memahami pentingnya promosi digital, PT SPINDO kini beralih ke pembuatan video corporate branding sebagai sarana efektif untuk menyampaikan identitas. Menurut penelitian Adele Potgieter dan Marianne Doubell (2020), 67% responden setuju bahwa branding perusahaan membuat mereka berbeda dari organisasi lain. Branding perusahaan dapat membantu PT SPINDO menunjukkan identitas dan keunggulan mereka di industri baja.

Video corporate branding ini dirancang untuk menampilkan keunggulan, visi, misi, serta loyalitas karyawan yang telah membangun PT SPINDO. Video ini diharapkan dapat menjadi alat yang kuat dalam menyampaikan pesan yang konsisten kepada semua pemangku kepentingan. Selain itu juga membantu mencapai tujuan perusahaan. Pembuatan video ini dilakukan dalam tiga tahap utama: praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Proses yang digunakan pun menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menggali ide dan konsep melalui wawancara dan studi dokumen.

Pembuatan video ini bukan hanya tentang meningkatkan visibilitas perusahaan, tetapi juga tentang menunjukkan kultur, budaya, dan integritas kerja PT SPINDO. Dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial, PT SPINDO berharap dapat meningkatkan daya saing di pasar global yang semakin kompetitif, dan memberikan dampak positif bagi perusahaan serta masyarakat luas.

Penulis: Adinda Puji Ardiana

Editor: Puspa Anggun Pertiwi