VOKASI NEWS – Glioma adalah jenis tumor otak intrakranial yang berasal dari sel glial. Terdapat beberapa tipe sel glial diantaranya ialah astrosit, oligodendrosit, dan mikroglia yang masing-masing memiliki fungsi tertentu. Glioma saat ini menjadi tumor otak ganas yang paling mendominasi di antara tumor ganas jenis lainnya dan presentase kasusnya kian meningkat setiap tahunnya. Glioma dapat menyebabkan penderitanya mengalami gejala seperti sakit kepala yang parah, kehilangan ingatan, berpikir lambat, kecemasan dan sebagainya. Hal tersebut membawa dampak serius pada tingkat kelangsungan hidup pasien.
Seiring dengan perkembangan pedoman terbaru yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 2021, glioma diklasifikasikan ulang berdasarkan tipe histologi dan profil molekuler-nya. Oleh karena itu, penilaian glioma yang akurat sangat penting guna menentukan prognosis, merencanakan pilihan pengobatan, dan membatasi konsekuensi mematikan. Modalitas pencitraan yang optimal untuk digunakan pada pemeriksaan glioma adalah MRI (Magnetic Resonance Imaging.
Teknik Baru Diffusion Kurtosis Imaging (DKI) pada Pemeriksaan MRI Glioma
Keunggulan MRI dibandingkan dengan modalitas lainnya ialah memiliki berbagai sekuens dan pengukuran sehingga kerap kali disebut sebagai MR Multiparametric. Diffusion Kurtosis Imaging (DKI) hadir sebagai sekuens advanced baru yang memberikan potensi untuk diagnostik glioma dengan tingkat keakuratan yang tinggi karena merupakan perpanjangan dan kombinasi dari sekuens DWI dan DTI. Parameter baru yang membawa keunggulan dari teknik ini adalah Kurtosis (K). Dengan begitu mampu mengukur difusi non-Gaussian yang tidak dapat diukur dengan sekuens standar lainnya.
Penggunaan sekuens DKI ini membutuhkan perangkat baik hardware maupun software yang mumpuni. Modalitas MRI yang digunakan harus memiliki medan magnet yang besar atau high tesla dengan memperhatikan parameter b-value dan jumlah arah gradien difusi. Nilai b-value yang direkomendasikan ialah dalam rentang 1500-3000 dianggap optimal. Sedangkan jumlah arah gradien difusi yang diperlukan ialah minimal 15 directions. Salah satu contoh penelitian yang menggunakan teknik DKI mendapatkan kesimpulan bahwa parameter output dari DKI, yaitu Mean Kurtosis (MK). Parameter tersebut memiliki kinerja diagnostik yang paling tinggi dibandingkan dengan parameter yang lain dengan prediksi akurasi sebesar 93%, sensitivitas 86.365, dan spesifitas 91.67%.
BACA JUGA: Membangun Loyalitas Nasabah dengan Mengetahui Peran Kualitas Produk dan Layanan Pelanggan Perbankan
Oleh karena itu, meskipun merupakan sequence yang masih dalam tahap awal pengembangan dan kegunaan praktisnya masih perlu dibuktikan serta diteliti. Parameter MK dari DKI memiliki kinerja yang konsisten lebih tinggi jika dibandingkan dengan parameter dari teknik MRI advanced lainnya. Hal tersebut menjadikan DKI sebagai teknik yang potensial untuk dikembangkan di masa depan.
***
Penulis: Isnaini Setiyaningsih
Editor: Puspa Anggun Pertiwi