VOKASI NEWS – Teknik pembuatan peranti retensi wraparound dengan penambahan kantilever, hasil penelitian Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR
Stabilitas Pasca Perawatan Ortodonti: Tantangan dalam Retensi
Stabilitas setelah perawatan ortodonti merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para ortodontis. Faktor-faktor pasca perawatan, termasuk perubahan pada posisi normal dan ketidakseimbangan di lingkungan saraf serta otot, dapat mempengaruhi hasil perawatan ortodonti. Periode retensi menjadi fokus utama dalam menjaga hasil perawatan agar gigi tetap stabil dalam posisi yang estetik dan fungsional (Ali dan Bahreman, 2016).
Pengertian Relaps
Relaps terjadi ketika gigi kembali ke posisi semula setelah perawatan ortodonti. Hal ini merupakan respons dari jaringan pendukung gigi terhadap gaya besar yang diberikan selama perawatan, yang berkontribusi terhadap stabilitas oklusi dan meningkatkan tegangan mekanis pada serabut transeptal (Han dkk, 2010).
Peranti Retensi: Fungsi dan Pentingnya
Peranti retensi digunakan untuk menjaga posisi gigi setelah fase aktif perawatan ortodonti selesai. Retensi sama pentingnya dengan diagnosis dan rencana perawatan ortodonti. Peranti ini berfungsi sebagai alat pasif yang memberikan stabilitas pada gigi dan memungkinkan reorganisasi struktur pendukung gigi dalam jangka waktu yang panjang (English dkk, 2014; Malandkar dkk, 2019).
Wraparound Cantilever Retainer
Peranti wraparound cantilever retainer cocok digunakan pada gigi rahang atas setelah perawatan ortodonti. Peranti ini melibatkan penggunaan kawat stainless steel berukuran 0,8 mm yang membentuk kantilever dan busur wraparound hingga molar kedua. Desain ini mendukung stabilitas oklusi dengan memperpanjang busur wraparound untuk menjaga kontur gigi molar pertama dan kedua. Lengan kantilever dihubungkan ke busur wraparound di area premolar kedua menggunakan solder (Tremont, 2003).
Desain Peranti Retensi dengan Penambahan Kantilever

Modifikasi peranti retensi wraparound dengan penambahan kantilever pada lengan kanan dan kiri bertujuan untuk meningkatkan stabilitas, terutama pada kasus pasien dengan gangguan periodontal atau setelah pencabutan gigi premolar. Penambahan kantilever membantu mencegah terbukanya ruang antar gigi setelah pencabutan premolar kedua, memberikan retensi tambahan, dan mengurangi risiko space opening. Proses penyoldiran antara lengan wraparound dan kantilever menggunakan bahan silver alloys yang dilelehkan pada suhu rendah, di bawah 450°C, membutuhkan keahlian khusus agar tidak terjadi overheating (Karlina dkk, 2008).
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
****
Penulis : Nur Zakiyah Istighfarah
Pembimbing : Elly Rusdiana, Sianiwati Goenharto