VOKASI NEWS – Teknik penyusunan gigi tiruan sebagian lepasan pada kasus deep bite. Penjelasan mencakup definisi, dampak, serta prosedur penyusunan gigi anterior dan posterior sesuai kebutuhan pasien.
Penyusunan Gigi Tiruan Lepasan pada Kasus Deep Bite
Kehilangan gigi sering kali menimbulkan gangguan fungsi dan estetika. Pada kasus tertentu, kehilangan gigi dapat disertai kelainan oklusi, salah satunya deep bite. Kondisi ini memerlukan perawatan rehabilitatif, salah satunya dengan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan.
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan alat prostodontik yang berfungsi menggantikan beberapa gigi yang hilang. Alat ini didukung jaringan lunak di bawah plat dasar, serta memperoleh tambahan penyangga dari gigi asli yang masih ada. Penggunaannya praktis karena dapat dipasang dan dilepas oleh pasien. Artikel ini membahas teknik penyusunan gigi tiruan sebagian lepasan pada kasus deep bite.
Mengenal Kondisi Deep Bite
Deep bite adalah maloklusi ketika gigi anterior rahang bawah tertutup secara berlebihan oleh gigi anterior rahang atas pada posisi oklusi. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi fungsi pengunyahan, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan sendi temporomandibular, jaringan periodontal, serta estetika wajah.
Apabila tidak ditangani, deep bite berisiko menimbulkan ketidaknyamanan, nyeri sendi, bahkan kerusakan lebih lanjut pada struktur gigi dan jaringan penyangga. Oleh karena itu, perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan menjadi salah satu pilihan solusi.
Teknik Penyusunan Gigi Tiruan
Penyusunan gigi tiruan sebagian lepasan pada kasus deep bite dilakukan dengan penyesuaian khusus. Pada gigi anterior, mahkota disusun lebih pendek dengan cara grinding bagian servikal. Teknik ini bertujuan mengurangi kontak prematur pada bidang palatal, sekaligus tetap menjaga estetika wajah. Posisi gigi anterior juga disesuaikan dengan gigi tetangga agar proporsional.
Sementara itu, penyusunan gigi posterior dilakukan dengan memperhatikan hubungan oklusi dan kontak dengan gigi sekitarnya. Pada kasus maloklusi kelas I, mesio buccal cusp molar pertama rahang atas harus tepat berada pada buccal groove molar pertama rahang bawah.
[BACA JUGA: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang: Budidaya Hidroponik di Desa Kedungrejo]
Tahapan penyusunan dimulai dari penerimaan dan duplikasi model, perapian model kerja, survey dan blockout, pembuatan desain klamer, lempeng, galengan gigit, hingga penanaman pada artikulator. Selanjutnya dilakukan pembuatan klamer, penyusunan gigi, dan konturing hingga hasil akhir sesuai kebutuhan pasien.
Dengan prosedur ini, gigi tiruan sebagian lepasan dapat berfungsi optimal untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, memperbaiki estetika, dan menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan.
***
Penulis: Najwa Cahya Agustina Asshodiqi
Pembimbing: Endang Kusdarjanti, Widiya Ulfa
Program Studi: D3 Teknik Gigi
Editor: Fatikah Rachmadianty