Tendangan Penalti Lebih Cepat? Bukan Sekadar Teknik, tapi Rasio Kekuatan Otot!

Tendangan Penalti Lebih Cepat? Bukan Sekadar Teknik, tapi Rasio Kekuatan Otot!

VOKASI NEWS – Tendangan penalti optimal tak hanya soal teknik, tapi juga rasio kekuatan otot paha, biomekanika gerakan, dan faktor psikologis untuk hasil cepat dan aman.

Pernah penasaran kenapa tendangan penalti seseorang bisa melesat kencang sementara yang lain terasa lemah walau sudah dihentakkan sekuat tenaga? Ternyata, rahasianya nggak cuma soal teknik, tapi rasio kekuatan kekuatan otot depan dan belakang paha, yaitu otot quadriceps dan hamstring.

Berdasarkan penelitian, pemain yang memiliki rasio kekuatan otot hamstring dan quadriceps yang seimbang cenderung menghasilkan tendangan penalti yang lebih cepat dan bertenaga. Rasio idealnya ada di kisaran 0,6 sampai 0,8. Ketika rasio nya lebih rendah atau lebih tinggi, bisa membuat tendangan tidak maksimal, bahkan berisiko cedera.

Peran Biomekanika dalam Setiap Fase Tendangan Penalti

Dalam kajian ilmu fisioterapi olahraga, pentingnya rasio kekuatan otot paha yang normal sudah lama diperhitungkan pada atlet profesional, bukan cuma siapa yang punya paha paling kuat. Jadi bukan soal “kaki mana yang lebih besar”, tetapi bagaimana dua kelompok otot besar di paha itu bekerja sama. Otot hamstring membantu mengontrol gerakan saat awalan  tendangan, sedangkan quadriceps bertugas mendorong kaki maju dan mengeksekusi tendangan. Kalau salah satu terlalu dominan, kerja otot menjadi tidak seimbang. Hal ini tentu akan menghasilkan tendangan jadi kurang optimal. Bahkan, ketidakseimbangan ini bisa menyebabkan cedera serius, terutama di bagian lutut atau otot paha belakang.

Hal yang lebih menarik lagi, studi ini juga mengungkapkan bagaimana setiap fase dalam gerakan penalti punya peran masing-masing. Mulai dari langkah mendekat ke bola, posisi tubuh, ayunan kaki, sampai gerakan lanjutan setelah menendang, semua berpengaruh pada hasil akhir. Misalnya, pendekatan biomekanika tendangan penalti bisa membantu menghasilkan kecepatan tendangan yang lebih cepat, jika semua faktor lainnya juga mendukung. Bahkan hal kecil seperti posisi kaki tumpuan atau sudut lutut bisa membuat perbedaan besar. Ini menunjukkan bahwa menendang bola bukan cuma soal teknik, tetapi juga tentang biomekanika yang terkendali.

[BACA JUGA: Cegah Melemahnya Otot Kaki dengan NMES]

Pendekatan Komprehensif dalam Optimalisasi Tendangan Penalti

Seyogyanya, tendangan penalti tidak hanya memerlukan faktor teknik sebagai penentu keberhasilan dalam mencetak gol. Selain rasio kekuatan otot, juga ada faktor lain seperti faktor psikologis, teknik bermain dan performa muskuloskeletal lainnya. Namun, jika ingin punya tendangan penalti yang cepat, kuat, dan aman dari risiko cedera bagi atlet sepak bola, diperlukan lebih dari sekadar latihan fisik biasa. Mulailah dengan mengevaluasi latihan harian dan memperhatikan faktor pengaruh lainnya.

Hal ini menjadi patokan bagi para pelatih, fisioterapis, dan atlet sepak bola muda. Juga merupakan panduan penting dalam menyusun program latihan yang bukan hanya membuat pemain menguasai teknik, tapi juga lebih kuat dalam performa dan psikologis. Karena pada akhirnya, performa terbaik itu bukan cuma dari teknik, tapi dari sinergi dari faktor yang mempengaruhi tendangan penalti lainnya.

***

Penulis : Fadly Faisal – D-IV Fisioterapi

Editor: Habibah Khaliyah