VOKASI NEWS – Siapa sangka bahwa stres merupakan faktor pemicu utama serangan migrain? Menurut penelitian, sebesar 80% serangan migrain dipicu oleh stres. Wanita lebih banyak mengalami migrain dibanding pria, dengan prevalensi seumur hidup pada wanita mencapai 25%, sedangkan pada pria hanya 8%. Untuk mengatasi hal ini, sebuah metode terapi sederhana, aman, cepat, dan efektif dikembangkan, yaitu Terapi Auricularpressure.
Rahasia Menenangkan Pikiran
Dengan menggunakan biji vaccaria. Diaplikasikan sendiri untuk migrain, terapi ini menunjukkan efek analgesik langsung yang baik dan jelas, tanpa reaksi merugikan. Auricularpressure mengambil titik Shenmen yang berfungsi untuk menenangkan pikiran dan ketenangan. Titik ini meredakan stres, rasa sakit, ketegangan, kecemasan, dan depresi. Sementara titik Temple meredakan sakit kepala migrain dan gangguan yang berhubungan dengan peredaran darah ke kepala.
Penelitian dan Hasil Terapi Auricularpressure
Desain penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian kuantitatif (analitik), numerik, tidak berpasangan, dengan metode eksperimental menggunakan pre-post test control group design pada subjek penelitian. Responden penelitian adalah 28 wanita yang menderita migrain, dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok perlakuan diberikan terapi auricular acupressure pada titik Shenmen dan Temple, sedangkan kelompok kontrol dilakukan perlakuan plasebo.
Hasilnya, kelompok perlakuan menunjukkan penurunan skor skala migrain dengan nilai p sebesar 0,034 sebelum dan sesudah terapi, menunjukkan adanya pengaruh terapi terhadap indikator skala PSS. Sedangkan kelompok kontrol juga menunjukkan pengaruh, namun tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Terapi Auricularpressure pada titik shenmen dan temple selama 28 hari sebelum dan sesudah terapi dapat menurunkan skala stres pada wanita usia 20-45 yang menderita migrain. Dengan demikian, Terapi Auricularpressure dapat menjadi solusi efektif untuk menurunkan stres dan meredakan migrain.
Penulis: Fitria Fadhlia Nur Syamsi
Editor: Muhammad Duiqi Alfiansyah
