VOKASI NEWS – Terapi auriculopressure memiliki efek kekuatan terapi hingga siklus haid berikutnya pada penderita nyeri haid.
Perempuan memiliki keistimewaan dengan mengalami haid di masa hidupnya, hal tersebut wajar dialami setiap perempuan. Walaupun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya gangguan menstruasi/haid salah satunya mengalami nyeri saat haid. Nyeri saat haid biasa disebut dengan dismenore. Dismenore didefinisikan sebagai nyeri haid dengan sensasi kram pada perut bagian bawah yang sering disertasi dengan gejala lain, seperti berkeringat, sakit kepala, mual, muntah, diare, dan gemetar. Dismenore dapat memberikan dampak negatif pada kualitas hidup wanita dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Metode Terapi Nyeri Haid bagi Perempuan
Pengobatan untuk mengurangi nyeri haid terbagi menjadi 2 metode, yaitu farmakologis dan nonfarmakologis. Terapi farmakologi biasanya dengan pemberian obat analgesik, terapi hormonal dan obat non steroid prostaglandin. Namun obat-obatan tersebut biasanya menimbulkan efek samping, obat tersebut dapat menghambat sintesis prostaglandin dan bekerja pada reseptor saraf perifer untuk mengurangi transmisi nyeri.
Auriculopressure adalah salah satu jenis pengobatan non farmakologi yang minim efek samping. Terapi Auriculopressure merupakan pengobatan dengan melakukan penekanan pada titik-titik tertentu pada daun telinga. Stimulasi pada titik-titik ini mengirimkan sinyal ke otak dan organ-organ tertentu, memodulasi dan menyelaraskan fungsi fisiologisnya. Terapi ini menggunakan metode penempelan plester dengan biji Vaccaria. Kombinasi titik Endokrin, Uterus, Sympathetic, dan Shenmen dapat mengatur Qi dan darah untuk membantu mencapai keseimbangan kondisi Yin dan Yang tubuh serta membantu mengurangi nyeri haid.
Desain Penelitian Terapi Auriculopressure
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode randomized pre-post test control group design. Subjek penelitian terdiri dari perempuan dengan usia 18-22 tahun yang mengalami nyeri haid kategori berat/ memiliki skor NRS (Numeric Rating Scale) >6. Responden berjumlah 32 orang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan terapi auriculopressure pada titik endokrin, uterus, sympathetic, dan shenmen selama 1 siklus haid. Sedangkan kelompok kontrol hanya dilakukan penempelan plester tanpa biji pada titik bibir.
Pada kelompok perlakuan masing-masing titik tersebut ditekan sebanyak 3 kali sehari selama satu menit di setiap titik. Penekanan dilakukan mandiri oleh responden dengan pengawasan jarak jauh. Efektivitas terapi diukur menggunakan kuesioner Numeric Rating Scale untuk mengukur skor nyeri yang dialami responden.
Pengumpulan data dilakukan sebelum dan setelah terapi, pada hari pertama siklus haid pertama (pretest) dan kedua (posttest I). Penilaian posttest II dilakukan pada hari pertama siklus ketiga tanpa diberikan intervensi pada satu siklus sebelumnya. Skor NRS dibandingkan untuk melihat perubahan skor nyeri antara kelompok kontrol dan perlakuan. Selain itu, analisis statistik dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata skor antara kedua kelompok.
Hasil Penelitian
Hasil pada penilaian pretest, kedua kelompok menunjukkan nilai rerata yang sama yakni sebesar 8,31. Pada kelompok perlakuan terjadi penurunan skor pada penilaian posttest I dan II dengan rerata skor sebesar 2,5 dan 2,6. Rerata selisih penurunan skor pretest dan posttest I sebesar 5,75, pada pretest dan posttest II sebesar 5,68. Sedangkan pada kelompok kontrol memiliki rerata skor 8,1 dan 8,31.
Pada hasil uji statistik menggunakan uji T test, didapatkan perbedaan bermakna pada skor NRS. Perbedaan skor antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah terapi menunjukkan nilai p=<0,001. Perbedaan skor pada kedua kelompok juga terjadi pada penilaian posttest II yang menunjukkan nilai p=<0.001. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terapi auriculopressure memberikan efek yang dapat menurunkan skor nyeri haid.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan adanya kekuatan efek yang diberikan setelah responden mendapatkan terapi auriculopressure. Kekuatan efek penurunan skor nyeri terjadi hingga siklus haid berikutnya.
BACA JUGA: [Pengalaman Magang Merancang Buku Panduan INLISLite untuk Perpustakaan SDN Ketegan 1 Taman]
***
Penulis : Aulia Tirta Nirmalasari
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro