VOKASI NEWS – Mengetahui pengaruh pemberian terapi pijat pada area pinggang dan perut bagi penderita obesitas atau kelebihan berat badan.
Obesitas menjadi salah satu faktor risiko terjadinya beberapa penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus, gangguan hati dan kanker (Thamaria, 2017). Kondisi obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu Kesehatan (Li et al, 2020). Obesitas dapat disebabkan dari berbagai faktor. Diantaranya lingkungan, genetik, asupan energi yang meningkat, gaya hidup sehari-hari, stress, dan aktivitas fisik (Rizona et al, 2020).
Secara global prevalensi obesitas menurut WHO mencapai lebih dari 1 miliar orang. Kasus tersebut diantaranya 650 juta merupakan pada kalangan orang dewasa (WHO, 2022). Pada tahun 2035 jumlah penderita obesitas diprediksi meningkat dengan persentase 50%. Pada buku World Obesity Atlas tercatat indikator yang digunakan dalam menentukan bahwa seseorang dikatakan obesitas jika nilai IMT ≥25kg/m2 (WOA, 2023).
Secara konvensional, pemberian pijat area pinggang dan perut memiliki fungsi yaitu merangsang saraf parasimpatik. Hal ini dapat membantu melancarkan saluran pencernaan dan membantu menekan rasa lapar. Sedangkan secara tradisional, pijat area pinggang dan perut melalui meridian limpa, lambung dan ginjal. Titik bagian ini memiliki fungsi menguatkan organ limpa dan lambung serta membantu mengusir patogen lembab yang dapat disebabkan dari adanya penumpukan lemak pada tubuh.
Desain Penelitian Terapi Pijat Pinggang dan Perut
Penelitian dilakukan selama 4 minggu untuk mengetahui pengaruh terapi pijat area pinggang dan perut untuk menurunkan berat badan dan lingkar pinggang. Hasil penelitian ini dilakukan pada kasus obesitas di kelurahan Ngagel Rejo, Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan true eksperimental dengan rancangan pre-test dan post-test control group design.
BACA JUGA: [Video Profil Kebun Binatang Surabaya sebagai Destinasi Wisata Edukatif]
Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik Simple Random Sampling sebanyak 20 subjek yang terdiri dari 10 subjek kelompok perlakuan dan 10 subjek kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan pijat area pinggang dan perut selama 4 minggu (1 minggu 2 kali). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi. Subjek penelitian dilakukan pre-test sebelum memulai penelitian, kemudian dilakukan post-test pada minggu ke-4 setelah perlakuan ke-8.
Hasil Penelitian Terapi Pijat
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik paired sample t-test dan independent sample t-test dengan nilai p<0,05. Hasil analisis paired sample t-test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi pijat area pinggang dan perut terhadap penurunan berat badan dan lingkar pinggang pada kasus obesitas dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Nilai p pada kelompok perlakuan yaitu 0,000 yang artinya terdapat penurunan berat badan dan lingkar pinggang yang signifikan.
Uji independent sample t-test dilakukan untuk mengetahui perbandingan selisih penurunan berat badan dan lingkar pinggang antara kedua kelompok. Pada uji ini menunjukan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok tersebut dalam menurunkan penurunan berat badan dan lingkar pinggang. Selain itu secara tradisional dapat dilihat bahwa hamper seluruh responden terkena sindrom panas pada lambung. Hal ini ditandai dengan salah satu nya BAB tidak lancar, perut terasa penuh, dan sulit tidur.
Pada kelompok yang diberikan terapi pijat area pinggang dan perut merasakan dampak positif setelah dilakukan terapi. Contohnya seperti BAB lancar dan perut terasa lebih baik. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pemberian terapi pijat area pinggang dan perut efektif dalam penurunan berat badan dan lingkar pinggang pada kasus obesitas secara signifikan.
***
Penulis : Beby Mercyane Surya Ramadhan
Editor: Puspa Anggun Pertiwi