VOKASI NEWS – Terapi pijat Jawa pada mahasiswa akhir untuk meminimalisir kecemasan, sebuah studi Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Kecemasan adalah kondisi yang menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman, gelisah, takut, khawatir, dan tidak tenang, disertai dengan gejala fisik (Walean et al., 2021). Kecemasan yang dirasakan mahasiswa tingkat akhir dapat mempengaruhi performa dan tingkat kelulusan (Ramadhan et al., 2019). Timbulnya rasa cemas yang terus menerus dapat mengganggu konsentrasi mahasiswa bahkan mempengaruhi kesehatan jiwa dan mentalnya (Sanger et al., 2022). Penyebab kecemasan seseorang berasal dari faktor internal seperti pola pikir, kepribadian, keyakinan dan faktor eksternal yaitu akademik, tekanan sosial, keuangan, dan media sosial (Indriyati et al., 2021).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan sebanyak 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan kecemasan (Kemenkes RI, 2013). Marbun et al., (2016) menjelaskan bahwa mahasiswa yang sering mengalami kecemasan adalah mahasiswa berjenis kelamin perempuan (71%) Dibandingkan laki-laki (29%).
Secara konvensional, pemberian pijat Jawa pada seluruh tubuh akan merangsang saraf parasimpatik untuk memproduksi hormon endorfin yang membantu mengurangi kecemasan dan memberikan perasaan nyaman dan rileks. Sedangkan secara tradisional, pijat Jawa merangsang seluruh permukaan tubuh, melewati semua jalur meridian organ termasuk meridian istimewa Ren dan Du, sehingga dapat meningkatkan fungsi organ, menyeimbangkan fungsi Yin dan Yang serta melancarkan aliran Qi dan darah.
Desain Penelitian Mahasiswa
Mahasiswa Vokasi UNAIR melakukan penelitian yang mengkaji tentang pijat Jawa. Penelitian dilakukan selama 4 minggu untuk mengetahui pengaruh terapi pijat Jawa dalam menurunkan skor kecemasan dengan kuesioner DASS-42 pada mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, Surabaya. Metode penelitian Mahasiswa Vokasi menggunakan true eksperimental dengan rancangan pre-test dan post-test control group design.
BACA JUGA: KNV 2024, Kolaborasi 3 Bidang Soroti Potensi Kecerdasan Buatan Era Digital
Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik Simple Random Sampling sebanyak 52 responden yang terdiri dari 26 responden kelompok perlakuan dan 26 responden kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan pijat Jawa selama 4 minggu (2 hari sekali) dengan total 12 kali terapi. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi. Subjek penelitian dilakukan pre-test sebelum memulai penelitian, kemudian dilakukan pos-test pada minggu ke-4 setelah perlakuan ke-12.
Hasil Penelitian
Analisis data dalam penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR menggunakan uji statistik paired sample t-test dan independent sample t-test dengan nilai p<0,05. Hasil analisis paired sample t-test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi pijat Jawa terhadap penurunan skor kecemasan DASS-42 pada mahasiswa tingkat akhir dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Nilai p pada kelompok perlakuan yaitu 0,000 yang artinya terdapat penurunan skor kecemasan yang signifikan. Uji independent sample t-test dilakukan untuk mengetahui perbandingan selisih penurunan skor kecemasan antara kedua kelompok. Pada uji ini menunjukan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok tersebut dalam menurunkan skor kecemasan DASS-42 pada mahasiswa tingkat akhir. Selain itu secara tradisional dapat dilihat bahwa mayoritas responden terkena sindrom Defisiensi Jantung dan Kandung Empedu. Pada kelompok yang diberikan terapi pijat Jawa merasakan lebih rileks setelah dilakukan terapi. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pemberian terapi Jawa efektif dalam menurunkan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir secara signifikan.
***
Penulis : Nadiyah Izzatur Robbaniyah
Pembimbing : Dwi Setiani Sumardiko, S.Kep, Ns., M.Si. ; Edith Frederika Puruhito, S.KM, M.Sc. (Medsci)
Program Studi : D4 Pengobat Tradisional
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR