VOKASI UNAIR

Terapi Pijat Refleksi Efektif Meningkatkan Kekuatan Otot

Terapi Pijat Refleksi Efektif Meningkatkan Kekuatan Otot_Pexels

VOKASI NEWS – Mengetahui pengaruh penurunan kekuatan otot pada lansia terhadap konsekuensi signifikatif bagi aktivitas harian. 

Secara biologis, pada proses penuaan tubuh mengalami perubahan dan mengakibatkan keterbatasan yang mempengaruhi kondisi fisik. Cpntohnya seperti gangguan keseimbangan berjalan (Wijianto, 2024). Gangguan keseimbangan berjalan disebabkan karena penurunan kekuatan otot (Semariasih,2019). Penurunan kekuatan otot juga berpengaruh pada fungsional otot pada lansia dan hampir semua aktivitas sehari – hari (Ali et al, 2021). 

Penurunan kekuatan otot pada ekstremitas atas dapat menyebabkan lansia tidak dapat memegang cangkir atau gelas dengan baik. Selain itu juga tidak dapat memegang dan mengangkat barang yang berat. Sedangkan penurunan kekuatan otot pada ekstremitas bawah dapat mengakibatkan gerakan menjadi lambat dan kaku, langkah menjadi pendek-pendek, kaki tidak dapat menapak dengan kuat, mudah goyah, serta berdiri menjadi tidak stabil yang dapat menimbulkan resiko mudah jatuh (Ali et al, 2021).

Prevalensi Kasus Gangguan Otot di Indonesia

Di negara Indonesia prevalensi gangguan otot sebesar 11,9%. Sebanyak 33% masalah otot dialami oleh lansia berusia di atas 75 tahun. Selain itu, 55% berupa penurunan kekuatan otot yang dialami lansia berusia 60 tahun. Dampak yang kerap terjadi seperti kesulitan untuk duduk setelah berdiri dan kesulitan berdiri setelah duduk. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan dan laki – laki mempunyai prevalensi yang sama yaitu 13,4%. Di Indonesia sepertiga lansia berada pada risiko jatuh yang dapat mengakibatkan cacat secara fisik bahkan kematian. Adanya bukti laporan bahwa 7,3 juta kasus lansia jatuh, 31 % – 48 % karena gangguan keseimbangan (Khoirunnisa et al, 2023) 

BACA JUGA: Mahasiswa Fisioterapi UNAIR Tingkatkan Kesadaran Kesehatan di Desa Randuboto Melalui Pengabdian Masyarakat 2024

Secara konvensional, pemberian pijat area tangan dan kaki memiliki fungsi yaitu merangsang kulit dan jaringan. Efek dari rangsangan ini memberikan tekanan pada pembuluh darah untuk mendorong ke seluruh jaringan otot. Sedangkan secara tradisional pijat area tangan dan kaki melalui meridian jantung, limpa, lambung, hati, dan ginjal. Hal tersebut memiliki fungsi mentonifikasi organ limpa – lambung serta membantu mengusir patogen lembab panas yang disebabkan dari adanya penumpukan tan dahak pada tubuh (Macaciocia, 2015)

Penelitian Pengaruh Terapi Pijat Tradisional

Penelitian yang dilakukan selama 4 minggu untuk mengetahui pengaruh terapi pijat refleksi untuk meningkatkan kekuatan otot pada kasus penurunan kekuatan otot pada lansia di Dupak bangun rejo, Kec. Krembangan,  Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan true experimental dengan rancangan pretest dan post–test kontrol grup desain. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 56 subjek. Subjek tersebut terdiri dari 28 subjek kelompok kontrol dan 28 subjek kelompok perlakuan. 

Kelompok perlakuan diberikan terapi pijat refleksi tangan dan kaki dilakukan (2 hari sekali dalam seminggu), durasi terapi dilakukan selama 4 minggu (Hartatik, 2021). Sedangkan pada kelompok kontrol hanya dilakukan anamnesa dan edukasi kesehatan. Subjek penelitian dilakukan pre – test sebelum memulai penelitian, kemudian dilakukan post – test pada minggu ke 4 setelah perlakuan ke 15

Hasil Penelitian Kekuatan Otot Setelah Terapi

Analisis data penelitian ini menggunakan uji statistik paired sample t – test dan independent sample t – test dengan nilai p<0,05. Hasil analisis paired sample – test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pijat refleksi terhadap peningkatan kekuatan otot pada lansia dengan gangguan penurunan daya tahan fisik dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Nilai p pada kelompok perlakuan yaitu 0,000 yang artinya terdapat peningkatan kekuatan otot secara signifikan. 

Uji independent sample t – test dilakukan untuk mengetahui perbandingan selisih peningkatan kekuatan otot antara kedua kelompok. Pada uji ini menunjukkan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan dalam peningkatan kekuatan otot. Selain itu secara tradisional dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden terkena sindrom qi dari limpa – lambung lemah dan patogen lembab dingin menyerang limpa. Hal tersebut ditandai dengan gangguan nafsu makan dan badan terasa berat, sakit pada otot dan persendian, kemudian sakit sering berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain membuat daerah yang terkena dampak menjadi kaku, bahkan sukar bergerak dengan leluasa. 

Pada kelompok yang diberikan terapi pijat area tangan dan kaki merasakan dampak positif setelah dilakukan terapi seperti bisa memulai duduk setelah berdiri tanpa merangkak, kuat menahan tubuh saat berdiri lama, tidak mudah capek saat melakukan gerakan dalam beraktivitas fisik harian. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pemberian terapi pijat area tangan dan kaki efektif dalam peningkatan nilai kekuatan otot secara signifikan.

***

Penulis: Tengku Mahlil 

Editor: Puspa Anggun Pertiwi

Share Media Sosmed

Pilihan Kategori

Name Link
Form permohonan peliputan, publikasi dan penerbitan
Panduan Prosedur Peliputan
Panduan Penulisan Artikel

Pastikan karya kamu sesuai panduan yang ada ya voks, tetap semangat!