VOKASI NEWS – Aromaterapi dengan minyak esensial seperti lavender terbukti efektif menurunkan stres dan cemas, aman, terjangkau, dan mudah digunakan.
Stress dan cemas bias terjadi di semua kalangan masyarakat baik usia muda maupun lanjut usia. stress merupakan respons alami tubuh terhadap tekanan atau tuntutan dari lingkungan, baik fisik maupun emosional, sedangkan cemas atau kecemasan adalah perasaan khawatir, gugup, atau takut terhadap sesuatu yang belum terjadi. Dalam kadar ringan, kecemasan adalah hal yang wajar. Namun, jika berlebihan atau berlangsung lama, bisa menjadi gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Gejala yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami stress yaitu mudah marah, sulit tidur, sakit kepala atau nyeri otot, kelelahan, dan gangguan konsentrasi, sedangkan gejala yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami cemas ialah gelisah secara terus menerus, jantung berdebar, dan selalu berkeringat berlebih
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap stress dan cemas meliputi tekanan dan tuntutan, lingkungan sekitar yang tidak mendukung, trauma masalalu, kondisi ekonomi, memiliki riwayat penyakit menurun, dan gaya hidup tidak sehat. Meski sebagian faktor tersebut tidak dapat dikendalikan, perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan risiko atau mengelola stress dan cemas dengan baik.
Pengobatan Stress dan Cemas serta Pendekatan Alami yang Dapat Dilakukan
Pengobatan stress cemas umumnya melibatkan penggunaan obat-obatan seperti Antidepresan (SSRI/SNRI), Anxiolytics (anti-cemas) yang digunakan jangka pendek karena risiko ketergantungan, dan Beta-blocker untuk mengontrol gejala fisik kecemasan seperti jantung berdebar. Meskipun efektif, obat-obatan ini sering menimbulkan efek samping terhadap organ tubuh lainnya jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pengelolaan stress dan cemas secara alami menjadi alternatif yang semakin populer.
Salah satu metode non-farmakologis yang terbukti membantu adalah peggunaan minyak esensial sebagai aroma terapi. Aromaterapi merupakan terapi yang menggunakan aroma dari minyak esensial tumbuhan untuk menstimulasi sistem saraf. Khususnya bagian otak yang mengatur emosi, yaitu sistem limbik. Cara kerja minyak aromaterapi yaitu Saat aroma minyak esensial dihirup, molekul aromatik masuk melalui hidung dan menstimulasi reseptor penciuman. Sinyal ini kemudian dikirim ke otak, terutama ke Amygdala (pusat emosi) dan Hipotalamus (mengatur stres, hormon, tidur). Respons yang dihasilkan bisa membantu menenangkan pikiran, menurunkan denyut jantung, dan mengurangi ketegangan otot.
[BACA JUGA: Palang Kereta Api Otomatis Berbasis LoRa Tingkatkan Keselamatan Perlintasan]
Aromaterapi sebagai Terapi Relaksasi untuk Mengurangi Stres
Penelitian oleh Juwita Ratna (2023) menunjukkan bahwa aromaterapi lavender efektif dalam menurunkan tingkat stress mahasiswa akhir. Wijayanti (2024) juga menyebutkan bahwa pengaruh aroma terapi dapat digunakan sebagai relaksasi dalam mengurangi tuntutan stress bekerja. Minyak esensial aromaerapi yang umum digunakan untuk stress dan cemas ialah Lavender, Chamomile, Bergamot, Ylang-ylang, Frankincense, Mawar, Melati, Lemon dan masih banyak lagi. Aromaterapi dapat digunakan dengan berbagai cara, seperti melalui diffuser untuk menyebarkan aroma di ruangan, inhalasi langsung dari botol atau kapas, atau menggunakan aromaterapi roll-on yang dioleskan di pergelangan tangan atau leher. Cara lainnya adalah menambahkannya ke air mandi setelah dicampur dengan carrier oil. Namun cara yang paling mudah yaitu dengan inhalasi langsung dan penggunaan roll-on.
Terapi Relaksasi dengan aromaterapi jika dilakukan secara konsisten, berpotensi menjadi terapi komplementer yang aman dan terjangkau. Langkah ini tentu sebaiknya diiringi dengan kebiasaan hidup sehat, berolahraga secara teratur, tidur cukup, dan mengelola stres.
***
Penulis: Sinta Kusuma Maharani
Editor: Habibah Khaliyah