VOKASI NEWS – Penerapan QRIS oleh mahasiswa Universitas Airlangga dalam mendukung digitalisasi pembayaran UMKM di Desa Sidoarjo, Gresik. Sosialisasi ini mendorong literasi digital dan pertumbuhan ekonomi lokal melalui transaksi non-tunai yang aman dan efisien.
Transformasi digital mulai merambah sektor ekonomi pedesaan, salah satunya melalui digitalisasi sistem pembayaran. Di Desa Sidoarjo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, upaya ini diwujudkan melalui penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Inisiatif ini diusung oleh Kelompok BBK 5 Universitas Airlangga melalui kegiatan sosialisasi dan pendampingan langsung.
QRIS merupakan standar nasional kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia. Teknologi ini memungkinkan berbagai aplikasi pembayaran digital membaca satu jenis kode QR yang sama. Sistem ini dirancang agar praktis, universal, dan aman digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dalam sosialisasi yang dilakukan, mahasiswa memperkenalkan manfaat transaksi non-tunai kepada pelaku UMKM, membantu proses pendaftaran QRIS, serta menyimulasikan penggunaan sistem tersebut dalam kegiatan jual beli. Edukasi ini tidak hanya meningkatkan literasi digital, tetapi juga menjadi langkah strategis menuju desa digital yang inklusif dan adaptif terhadap teknologi.
Tantangan dan Dampak Program Sosialisasi
Meskipun QRIS menawarkan berbagai kemudahan seperti proses transaksi yang cepat, transparansi pencatatan, serta biaya transaksi rendah (bahkan gratis dalam periode tertentu), penerapannya masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keraguan terhadap keamanan sistem, terutama di kalangan pelaku UMKM yang belum familiar dengan pembayaran digital.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kelompok BBK 5 Universitas Airlangga mengedepankan pendekatan edukatif dan pendampingan intensif. Pendekatan ini terbukti mampu membangun kepercayaan, mengurangi kekhawatiran, serta mendorong partisipasi aktif para pelaku usaha dalam memanfaatkan sistem QRIS.
Hasil kegiatan menunjukkan respons positif. Beberapa pelaku UMKM secara aktif menyatakan minat dan langsung mendaftar sebagai pengguna QRIS. Antusiasme tersebut menjadi indikator keberhasilan dalam membangun kesadaran akan pentingnya digitalisasi transaksi, sekaligus menguatkan peran mahasiswa dalam mendukung inklusi keuangan dan pengembangan ekonomi lokal.
[BACA JUGA: Transformasi Pembayaran UMKM Menuju Desa Digital: Studi Kasus QRIS di Desa Sidoarjo, Bungah, Gresik]
Inisiatif ini menjadi contoh nyata bahwa sinergi antara dunia pendidikan dan masyarakat dapat menghasilkan dampak yang berkelanjutan. Melalui program ini, Desa Sidoarjo bergerak menuju ekosistem desa digital yang lebih mandiri dan berdaya saing.
***
Penulis: Khoiru Nurul Imah
Program Studi: D4 Manajemen Perkantoran Digital
Editor: Fatikah Rachmadianty