VOKASI NEWS – Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis melakukan penelitian bakteri Staphylococcus Aureus oleh anti bakteri madu randu.
Pengobatan pada infeksi biasanya sering menggunakan antibiotik yakni senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Namun, penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau berlebihan dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Salah satunya kemampuan mikroorganisme untuk bertahan terhadap efek antibiotik, yang dapat membuat bakteri semakin kebal. Sehingga antibiotik yang digunakan tidak lagi efektif.
Sejauh ini, penggunaan antibiotik dari bahan alami telah banyak ditemukan, salah satunya melalui madu. Madu merupakan bahan alami yang memiliki kandungan senyawa antibakteri yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Pada penelitian ini madu yang digunakan yakni madu randu yang berasal dari lebah madu yang hanya mengambil nektar dari bunga randu.
Penelitian Madu Randu Terhadap Staphylococcus Aureus
Penelitian ini dilakukan pada bulan April s.d Juni 2024 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Gedung Ex-Farmasi Kampus B UNAIR. Menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan uji difusi sumuran dengan melakukan 4 kali pengulangan menggunakan konsentrasi ekstrak yang berbeda. Contohnya yakni 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Kontrol positif menggunakan antibiotik ceprofloxacin 5 ug dan kontrol negatif menggunakan aquades.
BACA JUGA: Pemeriksaan Pajak Penghasilan Atas Surat Pemberitahuan Tahunan Badan Lebih Bayar
Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh ekstrak yang digunakan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pada ekstrak diklorometana madu randu konsentrasi 80% diperoleh zona hambat rata-rata 7,12 ± 0,85 mm dan pada konsentrasi 100% diperoleh zona hambat rata-rata sebesar 9,62 ± 0,47 mm. Pada ekstrak Etil asetat madu randu konsentrasi 60% diperoleh zona hambat rata-rata 7,12 ± 0,85 mm dan konsentrasi 80% zona hambat rata-rata 8,00 ± 0,40 mm. Selain itu, konsentrasi 100% rata-rata zona hambat 13,25 ± 1,55 mm dengan ditandai terdapat zona bening disekitar sumuran yang menandakan bakteri tidak mengalami pertumbuhan.
Pada sidang tugas akhir, dilakukan presentasi hasil penelitian dengan sangat baik di depan para dosen penguji. Penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi akademis yang berharga tetapi juga menunjukkan potensi besar dalam menemukan solusi alami untuk masalah kesehatan yang mendesak. Adapun harapan dalam penelitian ini agar bisa digunakan sebagai bahan referensi pada penelitian selanjutnya.
***
Penulis: Buyung Wiyianto
Editor: Puspa Anggun Pertiwi