VOKASI NEWS – Urgensi Media Sosial sebagai Sumber Informasi Utama Pasca Pandemi COVID-19
Media sosial telah menjadi salah satu sumber informasi utama bagi banyak orang di seluruh dunia, terutama setelah pandemi COVID-19. Penggunaan media sosial telah meningkat secara signifikan pasca pandemi, menghubungkan orang-orang, menyediakan akses mudah ke berita terkini, dan mempengaruhi opini publik serta tindakan masyarakat.
Hal di atas didukung dengan adanya survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, lebih dari 70 persen responden menggunakan media sosial sebagai saeran untuk mengakses infomasi COVID-19. Selain itu, Televisi (58,6%) juga merupakan media lainnya yang banyak diakses responden untuk mendapatkan informasi COVID-19.
Tentunya akan berdampak pada penggunaan media sosial pasca pandemi. Platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapps, dan lainnya menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat dalam memperoleh informasi terkini mengenai pandemi COVID-19.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan media sosial sebagai sumber informasi terletak pada aksesibilitas dan kecepatannya dalam menyebarkan berita. Informasi dapat dengan mudah dibagikan dan disampaikan kepada orang banyak dalam hitungan detik. Media sosial juga memberikan platform bagi individu untuk berpartisipasi secara aktif dalam dialog dan berbagi pandangan mereka tentang isu-isu penting. Hal ini memberikan ruang bagi kebebasan berekspresi dan pengaruh yang lebih besar pada perubahan sosial.
Namun, kelebihan ini juga berdampingan dengan kelemahan media sosial sebagai sumber informasi. Salah satu tantangan utama adalah penyebaran informasi palsu atau hoaks yang dapat dengan mudah menyebar melalui platform media sosial. Ketidaktepatan dan kurangnya verifikasi yang akurat seringkali membingungkan dan mempengaruhi persepsi publik. Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk mengembangkan keterampilan kritis dalam memeriksa dan memverifikasi kebenaran informasi sebelum membagikannya kepada orang lain.
Tantangan di Media Sosial
Memerangi informasi palsu di media sosial adalah tugas yang kompleks. Tantangan meliputi perbedaan dalam tingkat kepercayaan terhadap sumber informasi, penyebaran informasi yang cepat, dan algoritma platform yang mungkin memperkuat penyebaran informasi palsu. Namun, berbagai inisiatif telah diambil oleh platform media sosial dan pihak berwenang untuk memerangi fenomena ini. Alat-alat verifikasi dan fakta-checking telah dikembangkan untuk membantu pengguna memastikan keaslian informasi yang mereka temui.
Opini Publik dan Tindakan Masyarakat
Pengaruh media sosial juga mempengaruhi opini publik dan tindakan masyarakat. Studi kasus menunjukkan bahwa informasi di media sosial mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat pasca pandemi. Pengaruh media sosial dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi keputusan individu dalam situasi pasca pandemi perlu diperhatikan. Dampak positif dan negatif dari pengaruh media sosial terhadap tindakan masyarakat juga perlu diperhatikan.
Literasi Digital
Meningkatkan literasi media sosial merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat dalam mengenali informasi yang valid dan tidak valid. Upaya untuk mengajarkan keterampilan kritis kepada pengguna media sosial dalam mengevaluasi dan memverifikasi informasi juga perlu dilakukan. Referensi dan sumber daya yang dapat digunakan untuk belajar tentang media sosial dan verifikasi informasi secara efektif juga perlu disebarkan.
Secara keseluruhan, urgensi media sosial memiliki potensi besar untuk menjadi sumber informasi yang kuat dan berdampak positif pasca pandemi. Namun, untuk memanfaatkan potensi tersebut, penting bagi pengguna media sosial untuk menjadi konsumen yang kritis dan bijaksana. Dengan meningkatkan literasi media sosial dan menghadapi tantangan yang ada, kita dapat memastikan bahwa media sosial tetap menjadi kekuatan yang positif dalam menyediakan informasi, membangun komunitas, dan mempengaruhi perubahan sosial yang baik.
Penulis: Muhammad Duiqi Alfiansyah
Editor: Tim Branding Fakultas Vokasi Universitas Airlangga