VOKASI NEWS – Industri manufaktur khususnya kimia merupakan salah satu sektor industri yang memiliki potensi kebakaran dan ledakan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan metode Dow’s Fire Explosion Index.
Salah satu unit proses penting yang terdapat dalam industri manufaktur adalah tangki penyimpanan. Pada penelitian ini dilakukan analisis penilaian risiko ledakan dan kebakaran pada PT. X Jawa Timur guna menentukan langkah-langkah pengendalian potensi bahaya ledakan dan kebakaran pada industri. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi bahaya kebakaran dan ledakan. Adapun mencakup radius pajanan, luas daerah pajanan, nilai daerah yang terpajan, nilai faktor kerusakan yang dapat menyebabkan kerugian, nilai besar kerugian dasar, hari hilang kerja, besar faktor pengurang nilai kerugian, besar kerugian sebenarnya, kerugian yang dialami akibat gangguan dalam bisnis jika terjadi kebakaran dan ledakan.
Dow’s Fire and Explosion Index (DFEI) adalah suatu indeks yang digunakan dalam mengukur tingkat potensi bahaya dalam suatu unit proses di industri. Dengan intervensi sederhana dan perhitungan yang mudah namun dapat menjangkau banyak faktor kerugian. Objek pada penelitian ini terletak pada tangki penyimpanan propylene D-711 dengan kapasitas 3.050.000 liter, diameter 18 meter serta tinggi 20 meter. Objek tersebut dipilih berdasarkan sifat yang terdapat pada material propylene yaitu memiliki flashpoint -108˚C dan termasuk kedalam kategori flammable liquid. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif semi kuantitatif dengan hasil penelitian berupa penilaian risiko Dow’s Fire and Explosion Index. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dan wawancara dengan pihak perusahaan hingga nantinya dilakukan pengolahan sesuai metode tersebut.
Hasil Analisis dan Perhitungan
Setelah dilakukan analisis dan perhitungan menggunakan acuan dari metode Dow’s Fire and Explosion Index maka didapatkan 10 hasil penelitian. Perhitungan besar potensi bahaya sebesar 179,5 sehingga termasuk kedalam risiko severe (paling berat). Radius pajanan ledakan dari tangki sejauh 55 meter, luas area pajanan ledakan tangki yang dimiliki sejauh 9.498 m2, nilai ganti rugi daerah terpajan ledakan dan kebakaran adalah sebesar Rp 1.474.328.500. Nilai faktor kerusakan dari aset perusahaan sebesar 83%, besar kerugian dasar maksimum sebesar Rp 1.223.692.655. Nilai kerugian kontrol yang diperoleh adalah 0,54, besar kerugian finansial sebesar Rp 660.794.033. Jumlah maksimum hari kerja yang hilang sebanyak 5 hari kerja dan nilai kerugian akibat terhentinya bisnis selama 5 hari adalah Rp 7.078.532.340. Namun sebagai koreksi hasil tersebut tidak bersifat paten dan dapat berubah sesuai dengan kondisi unit proses serta perusahaan.
[BACA JUGA: Pentingnya Flowchart dalam SOP Reimbursement untuk Keakuratan Akuntansi]
Guna mengurangi risiko yang telah teridentifikasi, beberapa langkah strategis yang dapat diambil. Langkah-langkah tersebut meliputi optimalisasi proteksi kebakaran melalui pemasangan blast walls antar tangki, pemasangan flame detector, serta penempatan gun monitor sebagai proteksi tambahan. Selain itu, penting juga untuk memberikan edukasi berkelanjutan dan meningkatkan program corporate social responsibility kepada masyarakat sekitar. Tujuannya guna meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap potensi risiko. Dalam penelitian selanjutnya, perusahaan sebaiknya melibatkan para ahli dan juru taksir di bidang keuangan untuk memastikan estimasi kerugian yang lebih akurat. Oleh karena itu, dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan perhitungan kerugian dapat lebih tepat dan menyeluruh, sehingga langkah mitigasi dapat direncanakan dengan lebih baik. Implementasi saran-saran tersebut diharapkan mampu meminimalisir kerugian yang mungkin timbul akibat risiko yang ada. Kemudian juga dapat meningkatkan keselamatan dan keamanan operasional yang ada.
***
Penulis: Shabrina Aulia Nadiva Safitri
Dosen Pembimbing: Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep., M.KKK., Ph.D.
Program Studi: DIII-Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Editor: Fatikah Rachmadianty
