VOKASI NEWS – Anemia merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh merasa lemas, mudah lelah, dan kurang konsentrasi dalam menjalankan aktivitas harian. Selain itu, kondisi ini juga sering tidak disadari karena gejalanya bersifat umum dan berkembang secara perlahan. Salah satu jenis anemia yang paling umum terjadi adalah anemia defisiensi zat besi.
Gejala umumnya meliputi kulit pucat, sakit kepala, pusing, detak jantung cepat, dan sesak napas saat beraktivitas ringan. Pada remaja dan ibu hamil, anemia dapat menurunkan produktivitas dan membahayakan perkembangan janin. Dalam jangka panjang, jika keluhan ini tidak ditangani dapat menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh karena kekurangan oksigen yang berkelanjutan (Kementerian Kesehatan RI, 2022).
Penyebab Anemia dan Faktor Risiko
Masalah kesehatan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti kehilangan darah, kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Selain itu, infeksi cacing tambang, menstruasi yang berlebihan, serta pola makan yang buruk menjadi penyumbang utama kasus anemia. Remaja putri, ibu hamil, dan anak-anak termasuk kelompok rentan karena kebutuhan zat gizi mereka lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya.
Faktor gaya hidup juga mempengaruhi risiko anemia. Pola makan yang tidak seimbang, konsumsi makanan instan yang rendah zat gizi, serta kurangnya edukasi kesehatan memperparah prevalensi anemia di Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi pada remaja putri mencapai 48,9 persen, angka yang menunjukkan perlunya intervensi gizi yang lebih serius.
Pencegahan Risiko Melalui Pola Makan Bergizi
Pencegahannya dapat dilakukan melalui pola makan sehat yang kaya zat besi, seperti hati ayam, daging merah, bayam, dan kacang-kacangan. Konsumsi vitamin C juga penting karena membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. Untuk anak sekolah dan remaja, edukasi gizi seimbang perlu diberikan secara rutin melalui program UKS atau kegiatan Posyandu remaja.
Pemberian tablet tambah darah (TTD) juga menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menurunkan angka anemia, khususnya pada remaja dan ibu hamil. Program ini harus disertai dengan pengawasan konsumsi dan edukasi mengenai pentingnya gizi. Langkah ini tidak hanya menurunkan angka anemia, tetapi juga meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia di masa depan (WHO, 2021).
BACA JUGA: [Peran UMKM dalam Mendorong Perekonomian Surabaya melalui Program Magang MSIB di Dinas Koperasi]
***
Penulis: Liza Ariyanti Puspitasari
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro



