Audit Operasional Atas Pengelolaan Persediaan Obat Pada Instalasi Farmasi di RS “ABC” Gresik

VOKASI NEWS – Audit operasional atas pengelolaan obat pada instalasi farmasi di Rumah Sakit “ABC” Kabupaten Gresik, sebuah penelitian mahasiswa.

Pengelolaan persediaan obat di rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal dan aman. Rumah Sakit “ABC” di Gresik menghadapi tantangan besar dalam mengelola persediaan obat. Guna mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan audit operasional. Tujuannya untuk mengevaluasi sejauh mana pengelola persediaan obat di rumah sakit dapat memenuhi standar yang ditetapkan.

Penelitian Mahasiswa Vokasi UNAIR di Rumah Sakit “ABC” Gresik

Hasil audit operasional mengungkap adanya beberapa kelemahan signifikan. Kelemahannya ada pada pengelolaan persediaan obat di RS “ABC.” Dari hasil audit ditemukan adanya prosedur penyimpanan obat belum mematuhi standar yang telah ditetapkan oleh otoritas kesehatan. Beberapa area penyimpanan obat masih terlihat kurang teratur dan tidak terstruktur dengan baik, yang dapat membahayakan keamanan dan kualitas obat yang disimpan. Selain itu, ditemukan juga ketidaktepatan dalam pencatatan persediaan obat. Ketidaktepatan tersebut mengakibatkan kesulitan dalam melakukan pengawasan. Sulit juga dalam mengidentifikasi obat-obat yang harus dipesan kembali atau yang perlu ditarik dari peredaran.

Kurangnya koordinasi antar departemen juga menjadi perhatian serius dalam audit ini. Koordinasi yang lemah dapat menghambat aliran informasi yang efisien dan akurat. Aliran informasi terkait status persediaan obat antara departemen yang berbeda. Pada akhirnya dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan terkait pengadaan dan distribusi obat.

Rekomendasi Manajemen Persediaan Obat di RS “ABC”

Berdasarkan temuan yang diperoleh, penelitian ini menghasilkan serangkaian rekomendasi yang dirancang untuk memperbaiki manajemen persediaan obat di Rumah Sakit “ABC”. Rekomendasi pertama adalah untuk melakukan perbaikan signifikan terhadap sistem manajemen penyimpanan obat. Hal ini termasuk pengaturan ulang ruang penyimpanan obat dengan memperhatikan prinsip-prinsip keamanan dan organisasi yang lebih baik. Selanjutnya, diperlukan peningkatan dalam hal pelatihan dan pengembangan kompetensi staf terkait pengelolaan persediaan obat. Pelatihan ini harus mencakup pemahaman yang lebih baik tentang SOP yang baru diperbaharui dan praktek-praktek terbaik dalam pengelolaan persediaan obat. Revisi dan pembaruan terhadap Standar Prosedur Operasional (SOP) yang ada juga sangat dianjurkan. SOP yang diperbarui harus menggambarkan proses yang jelas dan akurat dalam pengelolaan persediaan obat, termasuk prosedur-prosedur yang harus diikuti dari awal hingga akhir siklus pengelolaan obat di rumah sakit.

BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi

Implementasi rekomendasi-rekomendasi ini diharapkan akan membawa dampak positif yang signifikan bagi Rumah Sakit “ABC”. Dengan pengelolaan persediaan obat yang lebih baik, rumah sakit dapat mengurangi risiko kehabisan stok obat yang krusial untuk perawatan pasien. Dapat juga menghindari pemborosan dalam pengelolaan obat yang dapat mempengaruhi keuangan rumah sakit secara keseluruhan. Selain itu, peningkatan kualitas pengelolaan persediaan obat juga akan berdampak positif pada pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Pasien akan mendapatkan manfaat dari ketersediaan obat yang tepat waktu dan kualitas obat yang terjamin, sehingga meningkatkan kepercayaan dan kepuasan mereka terhadap pelayanan rumah sakit.

***

Penulis: Fariza Lutfianti Jahmadi

Pembimbing: Diana Sutedja

Program Studi: D3 Akuntansi

Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR