VOKASI NEWS – Adanya pengaruh Flat foot dengan keseimbangan statis pada remaja usia 18-24 tahun yang sangat sering ditemukan.
Masa remaja umumnya seseorang menjadi lebih aktif, gerakan seperti berjalan, berlari, melompat akan melibatkan kaki sebagai pondasi tubuh dan penahan berat tubuh. Salah satu bagian penting pada kaki adalah arcus. Secara anatomi, kaki memiliki 3 arcus pedis yaitu arcus longitudinalis medialis, arcus longitudinalis lateralis dan arcus transversalis. Bentuk arcus terbagi menjadi tiga yaitu normal foot, flat foot dan cavus foot sesuai struktur lengkungan pada telapak kaki (Kisner, 2016).
Menurut Benedetti (2011) terdapat 11,3% dari 15 orang anak usia 10-14 tahun merasakan kesulitan maupun kelelahan saat berdiri atau berjalan dalam waktu yang lama. Dan sebanyak 54% merasakan nyeri di area plantar dan medial hindfoot. Prevalensi dari flat foot yang dilaporkan oleh beberapa penulis yaitu prevalensi pada anak usia 2-6 tahun adalah 21% sampai 57%. Dan persentasenya menurun menjadi 13,4% sampai 27,6% pada anak-anak sekolah dasar. Sedangkan untuk literatur yang menjelaskan mengenai prevalensi flat foot pada remaja dan dewasa masih terbatas.
Pengertian Flat Foot
Flat foot atau disebut juga dengan pes planus merupakan kelainan bentuk struktur tungkai. Ini ditandai dengan tidak adanya lengkungan pada medial kaki yang biasanya tertutup oleh jaringan lemak yang berlebihan. Keadaan ini disebabkan oleh adanya kelemahan pada otot-otot intrinsik kaki. Hal ini selanjutnya akan berdampak pada kelemahan fungsi plantar fascia dan hilangnya arcus normal sehingga menimbulkan overpronasi kaki saat menumpu berat badan dan menyebabkan tubuh mudah jatuh. Pemeriksaan Flat foot dapat dilakukan dengan Wet Footprint Test kemudian dapat diidentifikasi menggunakan metode clarke’s angle.
Pengertian Keseimbangan Statis
Keseimbangan adalah istilah umum yang menjelaskan kedinamisan postur tubuh untuk mence
gah seseorang terjatuh. Secara garis besar keseimbangan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengontrol pusat massa tubuh atau pusat gravitasi terhadap titik atau bidang tumpu. Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi dan sikap tetap di tempat. Terdapat banyak tes yang dapat dilakukan untuk menguji keseimbangan baik statis maupun dinamis. Salah satu tes tersebut adalah Standing Stork Test atau yang biasa disebut dengan One Leg Stand adalah alat ukur untuk mengukur kemampuan keseimbangan statik saat berdiri dengan satu kaki.
Apakah Flat foot Berdampak Terhadap Keseimbangan Statis?
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara bentuk arcus flat foot terhadap keseimbangan statis pada remaja usia 18-24 tahun. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitic cross-sectional correlative. Sebanyak 43 orang mahasiswa D4 Fisioterapi dengan usia rentang 18-24 tahun dipilih dari total populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria ekslusi. Subjek penelitian dianalisis bentuk arcus kakinya menggunakan Wet Footprint Test. Kemudian diukur dengan sudut Clarke dan melakukan Standing Stork Test untuk mengukur kemampuan keseimbangan statis subjek.
Analisis Statistik dalam penelitian ini menggunakan SPSS. Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro– Wilk didapatkan nilai signifikansi 0,071 untuk tipe arcus dan nilai signifikansi 0,113 untuk nilai keseimbangan. Hal ini menunjukkan kedua data kelompok berdistribusi secara normal (sig > 0,05). Hasil uji korelasi dengan metode Pearson didapatkan bahwa terdapat hubungan antara flat foot dengan keseimbangan statis pada subyek penelitian dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) dan nilai pearson correlation 0,778 yang hasil ini termasuk dalam kategori berkorelasi kuat.
***
Penulis : Diana Kartika Sari
Editor : Maulidatus Solihah