VOKASI – Memanfaatkan kawasan Ranu Manduro Pasca Tambang menjadi destinasi sport tourism, inovasi dari Mahasiswa Vokasi UNAIR.
Kawasan Ranu Manduro merupakan kawasan bekas pertambangan sirtu galian tipe C yang dimiliki oleh PT. Wira Bhumi. Galian tipe C merupakan galian pasir dan batu (sirtu). Kawasan Ranu Manduro ini dibuka secara umum mulai tahun 2018 dan sudah ditinggalkan serta tidak adanya aktivitas penambangan. Kawasan Ranu Manduro terletak Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Adapun Kawasan Ranu Manduro berada pada ketinggian kurang lebih 30 hingga 120 meter di atas permukaan laut. Kawasan Ranu Manduro sebenarnya berupa padang rumput luas dengan pemandangan gundukan, tebing, bebatuan besar dan berlatarbelakang Gunung Penanggungan.
Kawasan bekas tambang yang tidak terawat dan ditinggalkan begitu saja tanpa ada upaya pemanfaatan yang jelas dapat mengakibatkan terjadinya penurunan ekonomi untuk warga desa. Dampaknya juga dapat dilihat dari kualitas lingkungan yang juga akan menurun karena lahannya tidak dirawat. Selain itu, lahan bekas tambang bisa memicu konflik antarpihak karena ada potensi upaya penyerobotan terhadap lahan tersebut. Oleh karena itu, dipandang penting untuk dirancang strategi pemanfaatan Kawasan pasca tambang menjadi destinasi sport tourism.
Potensi Sport Tourism
Pemanfaatan kawasan menjadi destinasi wisata merupakan bagian dari proses perumusan strategi pengembangan harus dimulai dari pemetaan potensi wisata. Pada dasarnya untuk melihat potensi wisata pada suatu destinasi wisata dibutuhkan aspek 4A. Kemudian, dari 4A yang ditemukan pada pra observasi di kawasan Ranu Manduro Pasca Tambang ini lebih merujuk pada jenis sport tourism. Untuk merumuskan potensi sport tourism digunakan tiga bentuk sport tourism. Tiga bentuk diantaranya adalah Hallmark Events, Health and Fitness, dan Outdoor Recreation.
- Hallmark Events:
Kompetisi seperti balap sepeda gunung, event running, fun bike yang tujuan akhirnya berada di Ranu Manduro maupun senam pagi merupakan potensi-potensi yang dapat dimanfaatkan. Tidak hanya pengunjung lokal yang datang namun juga terdapat turis luar negeri yang datang berkunjung dengan bersepeda gunung.
- Health and Fitness:
Kegiatan senam di alam terbuka juga tersedia, memberikan manfaat kesehatan sekaligus pengalaman yang menyegarkan. Selain aktivitas fisik, pengunjung juga dapat mengamati hewan ternak yang dipelihara di kawasan tersebut, memberikan nilai edukatif dan rekreatif. Pemandangan lansekap kawasan Ranu Manduro yang berlatar belakang Gunung Penanggungan menciptakan panorama yang menakjubkan, sementara danau-danau bekas tambang memberikan pemandangan yang unik dan memikat.
- Outdoor Recreation:
Aktivitas bersepeda atau gowes merupakan salah satu atraksi utama yang memungkinkan pengunjung menikmati udara segar sambil mengeksplorasi area tersebut. Selain itu, kegiatan trekking di jalur-jalur alam yang menantang dapat menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang gemar berjalan kaki. Piknik di kawasan Ranu Manduro menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati waktu bersama keluarga atau teman sambil mengapresiasi pemandangan indah di sekitarnya. Aktivitas berkemah atau camping di kawasan Ranu Manduro menawarkan pengalaman berkemah yang menarik dengan adanya dua area. Kegiatan adventure trail menjadi pilihan bagi para pecinta motor trail yang mencari tantangan melalui medan yang bervariasi.
Strategi Pemanfaatan
Sebelum merumuskan strategi tersebut diperlukan adanya analisis SWOT dan pendekatan community consulting. Kemudian, strategi pemanfaatan kawasan bekas tambang di Ranu Manduro sebagai destinasi wisata berbasis Sport Tourism melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, dilakukan identifikasi potensi dan penilaian awal kondisi lingkungan untuk menentukan jenis aktivitas wisata yang sesuai, seperti bersepeda, hiking, dan camping. Kedua, dilakukan koordinasi dengan pihak pengelola objek wisata dan kelompok sadar wisata setempat untuk merencanakan pengembangan infrastruktur dan fasilitas pendukung, seperti jalur sepeda, area perkemahan, dan fasilitas sanitasi.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Ketiga, untuk memastikan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan, dilakukan program rehabilitasi lahan dan konservasi alam, termasuk penanaman kembali vegetasi asli dan pembersihan area danau. Keempat, rebranding kawasan dari tambang menjadi destinasi wisata dilakukan melalui kampanye promosi yang intensif di media sosial, yang mencakup pembuatan konten visual menarik, cerita perjalanan, dan testimoni pengunjung untuk meningkatkan daya tarik dan kesadaran publik. Kelima, implementasi program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam mengelola dan mengembangkan potensi wisata, sehingga mereka dapat berperan aktif dan mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan pariwisata.
***
Penulis : Muhammad Husein Ismail
Dosen Pembimbing : Yuniawan Heru Santoso
Program Studi : Destinasi Pariwisata
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR