VOKASI – Locus of control dan burnout perawat yang bertugas di ruang inap RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Perawat merupakan sumber daya manusia terbanyak dalam sektor kesehatan di rumah sakit. Pada dasarnya perawat yang mendampingi pasien selama 24 jam. Tugasnya memonitor pasien secara terus menerus dan berkesinambungan. Tujuannya memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan komprehensif (Wiratna & Chei, 2022). Beban kerja yang berat sering kali memicu stres yang berpotensi menyebabkan burnout. Salahsatu karakteristik kepribadian yaitu Locus of control dinilai baik dalam mengendalikan burnout yang dirasakan oleh perawat.
Locus of control
Locus of control (LoC) adalah keyakinan individu mengenai sumber penyebab dari peristiwa – peristiwa yang dialami dalam hidupnya. Adapun LoC dibagi menjadi dua aspek yaitu internal dan ekstenal. Menurut Jayanti & Rahmatika (2019) Individu dengan locus of control internal memiliki kepercayaan bahwa dirinya mampu memegang kendali atas nasibnya (internality) dan memberikan perubahan pada lingkungan. Sedangkan individu dengan locus of control eksternal yang berkeyakinan bahwa kemampuan yang ada pada diri merupakan hasil pengaruh dari lingkungan dan orang lain (powerful others) atau dipengaruhi oleh keberuntungan atau nasib (chance) sehingga individu tersebut cenderung pasif dalam menghadapi segala hal yang terjadi pada kehidupannya
Burnout
Sindrom burnout berisikan gejala kelelahan fisik, emosional, dan mental dengan perasaan rendahnya pencapaian terhadap diri sendiri akibat dari stres yang berkepanjangan (Nurmayanti & Margono, 2017). Burnout memiliki tiga dimensi yaitu emotional exhaustion, depersonalization, reduced personal accomplishment. MenurutAinin (2021) emotional exhaustion merupakan perasaan lelah mengakibatkan seseorang merasa kehabisan energi dalam bekerja sehingga timbul perasaan enggan untuk melakukan pekerjaan baru dan enggan untuk berinteraksi dengan orang lain.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Depersonalization ditandai dengan kecenderungan individu meminimalkan keterlibatannya dalam pekerjaan bahkan kehilangan idealismenya dalam bekerja. Reduced personal accomplishment merupakan kecenderungan memberikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri. Individu merasa pesimis dengan kemampuannya bekerja, sehingga setiap pekerjaan dianggap sebagai beban yang berlebihan.
Apakah Ada Hubungan Locus Of Control Dengan Burnout Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Soegiri?
Mahasiswa Vokasi UNAIR meneliti hubungan locus of control dengan burnout pada perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Soegiri. Tujuannya untuk menganalisa hubungan locus of control dengan burnout pada perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. 89 perawat di tujuh Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Soegiri Lamongan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dipilih berdasarkan proportional stratified random sampling. Subjek penelitian diperiksa menggunakan Levenson IPC Scale untuk mengukur locus of control dan menggunakan Maslach Burnout Inventory Human Services Survey (MBI-HSS) untuk mengukur burnout. Analisis statistik menggunakan SPSS dengan korelasi Spearman Test.
Hasil penelitian mahasiswa menunjukkan sebagian besar perawat memiliki locus of control Internal dan sebagian besar memiliki burnout yang rendah. Adapun hasil uji korelasi menggunakan Spearman Test didapatkan nilai signifikasi 0,024 dimana hal ini berarti p sign <0,05 maka disimpulkan bahwa ada hubungan locus of control dengan burnout pada perawat. Koefisien korelasi sebesar 0,238 menunjukkan ada hubungan positif dan berada dalam kategori lemah.
Rumah sakit diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan kepemimpinan yang berkualitas untuk mencegah serta mengatasi kelelahan emosional seperti dengan penyesuaian jadwal kerja yang sesuai dengan beban kerja, pemberian waktu istirahat, dan adanya penanggung jawab yang bertugas untuk mengatasi masalah burnout. Keterlibatan tim dan dukungan dari Bidang Pelayanan Keperawatan serta Komite Keperawatan sangat penting dalam implementasi manajemen burnout untuk staf keperawatan di rumah sakit.
***
Penulis : Sabrina Aisa Putranti
Pembimbing : Anestasia Pangestu Mei Tyas, Lailatul Fadliyah
Program Studi : DIII Keperawatan
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR