VOKASI – Penanganan fisioterapi dengan teknik mobilisasi saraf pada Carpal Tunnel Syndrome, sebuah penelitian Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR.
Setiap hal yang dilakukan oleh manusia, sangat dipengaruhi oleh fungsi dari anggota gerak tubuhnya, terutama tangan dan kaki. Khususnya tangan sangat berperan bagi manusia. Peran tangan terutama dalam memulai dan menyelesaikan aktivitas. Tangan juga berperan penting saat manusia melakukan kegiatan yang membutuhkan ketelitian atau ketelatenan. Misalnya menulis, mengetik, mengendarai kendaraan, memasak, membawa barang, dan lain sebagainya.
Penggunaan tangan yang berlebih pada berbagai aktivitas dapat menimbulkan suatu permasalahan, kasus pada pergelangan tangan yang sering dialami adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS). CTS adalah suatu gangguan saraf yang disebabkan oleh kompresi dan traksi saraf median setinggi terowongan karpal. Hal itu dibatasi oleh tulang karpal dan oleh ligamen karpal transversal / flexor retinculum. CTS terjadi karena adanya iritasi, kompresi, atau peregangan saraf medianus saat melewati terowongan karpal di pergelangan tangan. Biasanya CTS sering dialami oleh wanita, berusia <30 tahun, pasien dengan obesitas, dan sering menggunakan tangan dalam bekerja.
Penyebab CTS
CTS dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan kompresi saraf median yang meningkat drastis. Peningkatannya sekitar 8 kali lipat pada gerakan fleksi dan 10 kali lipat pada gerakan ekstensi. Selain itu cedera saraf karena rekanan berulang pada saraf menyebabkan robeknya selubung myelin pada neuron saraf median di tempat kompresi dan kemudian menyebar ke seluruh fiber saraf. Kompresi yang terus-menerus selanjutnya dapat menyebabkan gangguan pada saluran endoneurium (nyeri) dan berujung pada edema endoneurium.
Gejala-gejala CTS
CTS ditandai dengan nyeri pada pergelangan tangan, mati rasa, dan kesemutan pada perjalanan saraf medianus. Termasuk sisi palmar jari pertama, jari kedua dan ketiga, serta separuh radial jari keempat. Dalam derajat berat, dapat menimbulkan kelemahan otot-otot diikuti dangan atrofi otot yang dipersarafi saraf median dan penyebaran gejala yang menjalar ke lengan bawah, lengan atas dan terkadang ke bahu. Klasifikasi CTS dibagi berdasarkan derajat keparahan. Derajat keparahan itu dapat dinilai dari pemeriksaan CT-Scan dan Elektromiografi (EMG), menurut the American Association of Electrodiagnostic Medicine mengkategorikan keparahan CTS sebagai berikut: ringan (mild), sedang (moderate), berat (severe), sangat berat (very severe).
Umumnya, terdapat dua tindakan yang sering digunakan dalam pengobatan CTS yaitu operatif dan konservatif, tindakan tersebut bergantung pada tingkat keparahan penyakit. Pada penderita CTS derajat ringan hingga sedang, lebih direkomendasikan terapi konservatif untuk mengurangi gejala klinis dari CTS. Di antara terapi yang bisa dilakukan ialah elektroterapi, terapi latihan dan penggunaan wrist splint (alat penyangga pergelangan tangan). Salah satu terapi latihan yang dapat dilakukan oleh fisioterapis adalah mobilisasi saraf, termasuk pemberian teknik Neurodynamic Technique dan Nerve and Tendon Gliding Excercise, sedangkan pada penderita CTS berat-sangat berat diberikan tindakan operatif.
Penelitian Mahasiswa Mengenai Mobilisasi Saraf Pada CTS
Metode penelitian berdesain systematic review dari artikel-artikel berdesain randomized controlled trial. Diperoleh 9 jurnal internasional yang dipilih dan ditelaah mengenai pemberian mobilisasi saraf terhadap nyeri dan kemampuan fungsional penderita CTS.
BACA JUGA: Pengaruh Pemberian Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Hasil dari penelitian menunjukkan teknik mobilisasi saraf, yang meliputi neurodynamic technique maupun nerve and tendon gliding memberikan hasil yang signifikan terhadap penurunan nyeri, dan peningkatan kemampuan fungsional pada penderita CTS. Mobilisasi saraf bertujuan untuk mengurangi tekanan pada terowongan karpal, mengurangi edema intraneural dan meningkatkan transportasi aksonal. Penggunan intervensi tersebut sangat dianjurkan sebagai salah satu terapi konservatif dalam memperbaiki CTS, sehingga mencegah memburuknya kondisi keparahan CTS, dan tindakan operatif.
***
Penulis: Zaenah Hadina Ummi Jana
Pembimbing: Yudith Dian Prawitri, Rizky Praditiwi Ajeng Gayatri
Program Studi: D4 Fisioterapi
Editor: Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR