VOKASI NEWS – Kanker mulut dan rehabilitasi dengan obturator, hasil penelitian Mahasiswa Fakultas Vokasi UNAIR
Kanker mulut (oral cancer) atau dikenal juga sebagai kanker rongga mulut, memiliki gejala yang mirip dengan radang tenggorokan dan sariawan. Keganasan ini menyerang bagian mulut dan sekitarnya, termasuk bibir, lidah, gusi, hingga langit-langit mulut. Meski sebagian besar kasus kanker rongga mulut tidak mengancam jiwa, prosedur pengangkatan diperlukan karena sifat rekuren (sering kambuh). Setelah pengangkatan jaringan, diperlukan rehabilitasi dengan pembuatan protesa maksilofasial yang disebut obturator untuk mengganti jaringan yang diambil.
Salah satu material yang digunakan dalam pembuatan obturator adalah polyamide resin dari nilon termoplastik, yang dikenal sebagai thermosens. Bahan ini dipilih karena sifatnya yang kuat, tahan lama, dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Selain itu, thermosens tidak mengandung monomer residu sehingga aman untuk pasien yang memiliki alergi terhadap bahan tersebut.
Langkah-langkah Pembuatan Obturator dengan Basis Thermosens

- Survey dan Blockout
Tahap awal dimulai dengan penerimaan model kerja dari dokter gigi. Kemudian dilakukan survei menggunakan alat dental surveyor, diikuti dengan blockout pada bagian proksimal menggunakan malam merah.
- Duplikat
Model kerja diduplikat menggunakan bahan alginate, dental stone, dan sendok cetak untuk mendapatkan cetakan yang akurat.
- Pembuatan Lempeng dan Galgit
Lempeng dibuat sesuai dengan ketebalan selapis malam merah (2 mm) dan galangan gigit dibuat sesuai dengan denture outline, dengan tingginya 1-2 mm lebih tinggi dari oklusal gigi asli.
- Penanaman Artikulator
Model kerja dioklusikan dan difiksasi agar tidak mudah terlepas. Saat menanam artikulator, terdapat tiga syarat utama: garis median model harus sesuai dengan garis median artikulator, bidang oklusal galgit sejajar dengan garis oklusal artikulator, dan pin horizontal menyentuh titik potong antara garis median dan insisal incisive rahang atas.
- Penyusunan Gigi dan Konturing
Penyusunan gigi dilakukan bertahap, dimulai dari gigi anterior ke posterior, dengan menyesuaikan bentuk lekukan rahang dan oklusi yang sesuai dengan gigi antagonis. Gigi diberi lubang pada sisi mesial, distal, dan lingual untuk retensi. Setelah itu, model malam dikonturing untuk menyerupai anatomi gusi dan jaringan mulut.
- Pembuatan Tutup Lubang Obturator Hollowbulb
Setelah basis obturator selesai, dilakukan pembuatan tutup hollowbulb untuk menutupi defek pada palatum. Tutup hollowbulb dibuat menggunakan selapis malam merah yang disesuaikan dengan lubang obturator. Proses packing dilakukan dengan bahan selfcured, dan permukaan basis disandblasting untuk meningkatkan kekuatan adhesi antara thermosens dan bahan selfcured.
- Finishing dan Polishing
Protesa kasar dihaluskan menggunakan stone bur, kemudian diamplas hingga halus. Polishing dilakukan dengan mesin pulas menggunakan white brush dan pumice sampai seluruh permukaan mengkilap.
Manfaat dan Tujuan Rehabilitasi
Obturator diharapkan dapat mengembalikan fungsi stomatognatik, termasuk:
- Meningkatkan integritas segmen mandibula dan gigi yang tersisa.
- Memperbaiki fungsi pengunyahan dan penelanan.
- Meningkatkan kejelasan bicara serta artikulasi.
- Mengurangi drooling.
- Menyediakan dukungan untuk otot bibir.
- Memperbaiki kontur fasial, sehingga meningkatkan kepercayaan diri dalam interaksi sosial.
Rehabilitasi menggunakan obturator adalah bagian dari perawatan komprehensif yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien pasca operasi.
***
Penulis : Intan Putry Sentani
Pembimbing : Mia Laksmi Lita Rosa, Sujati
Program Studi : Teknik Gigi
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR