VOKASI NEWS – Analisis kualitas citra radiography pelvis dengan pesawat portable digital radiography FDR X-AIR menggunakan low mAs dan teknologi virtual grid.
Pemeriksaan X-ray Pelvis dalam Radiografi Digital
Pemeriksaan X-ray pelvis merupakan pencitraan yang umum digunakan oleh ahli bedah ortopedi. Tujuannya untuk menilai struktur tulang pada area pelvic girdle dan sendi panggul, terutama pada pasien pascatrauma. Adapun pemeriksaan ini umumnya dilakukan dengan proyeksi anteroposterior (AP). Dalam radiografi digital, kualitas citra harus diperhatikan agar menghasilkan informasi yang akurat bagi radiolog.
Inovasi Teknologi FDR X-Air dalam Radiografi Portable
Pada tahun 2015, Fujifilm memperkenalkan inovasi dalam penggunaan dosis rendah melalui unit Portable Digital Radiography FDR X-Air. Perangkat ini mampu menghasilkan tegangan tabung hingga 90 kVp. Tegangan tersebut diatur dengan arus tetap 5 mA dan variasi 0,2 – 2,5 mAs dalam 12 langkah. Meskipun menggunakan dosis rendah, teknologi ini tetap menghasilkan gambar beresolusi tinggi berkat penggunaan flat panel detector (FPD) yang sensitif terhadap sinar-X serta fitur pemrosesan gambar Virtual Grid dan Visualisasi Dinamis II.
Penelitian Mahasiswa Vokasi: Komparasi Kualitas Citra Radiografi Pelvis
Penelitian mahasiswa Vokasi dilakukan untuk membandingkan. Memperbandingkan kualitas citra radiografi pelvis yang dihasilkan oleh FDR X-Air dengan low mAs dan Virtual Grid terhadap X-ray konvensional dengan mAs standar dan grid konvensional. Kualitas citra dievaluasi berdasarkan tiga parameter utama:
- Signal-to-Noise Ratio (SNR) – menggambarkan rasio antara sinyal dan derau (noise) yang terukur.
- Contrast-to-Noise Ratio (CNR) – mengukur rasio intensitas objek terhadap noise pada background.
- Noise – variabilitas acak dalam nilai voxel yang dapat mengurangi visibilitas jaringan berkontras rendah.
Penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Wava Husada, Kota Malang, menggunakan phantom pelvis antropomorfik 3D sebagai objek pemeriksaan. Citra yang dihasilkan dibandingkan menggunakan software RadiAnt DICOM, dengan 10 titik ROI (Region of Interest) ditempatkan pada iliaka, caput femoralis, dan jaringan lunak (soft tissue) untuk mengukur nilai SNR, CNR, dan noise.
Hasil Penelitian: FDR X-Air vs. X-ray Konvensional
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SNR dan CNR pada FDR X-Air dengan low mAs dan Virtual Grid lebih tinggi dibandingkan X-ray konvensional dengan mAs standar dan grid konvensional. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
✔ Flat Panel Detector (FPD) yang lebih sensitif – mampu menangkap sinyal lebih efisien meskipun menggunakan mAs rendah.
✔ Virtual Grid yang bekerja dengan algoritma canggih – menggunakan pattern recognition dan mathematical modeling untuk memisahkan radiasi hambur dari radiasi primer, sehingga meningkatkan kontras dan ketajaman citra.
Namun, nilai noise pada FDR X-Air cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan X-ray konvensional. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kontras yang dihasilkan oleh Virtual Grid, yang membuat detail anatomi lebih menonjol, termasuk noise yang sebelumnya kurang terlihat.
[BACA JUGA: Insan Kampus Berkontribusi untuk Negeri: Dialog Inspiratif Dekan Vokasi UNAIR di Radio Suara Muslim]
Pesawat Portable Digital Radiography FDR X-Air terbukti mampu menghasilkan citra dengan kualitas yang baik meskipun menggunakan dosis radiasi lebih rendah. Teknologi ini tidak hanya membantu meminimalkan risiko kesehatan bagi pasien tetapi juga meningkatkan efisiensi diagnostik bagi tenaga medis. Dengan inovasi seperti FDR X-Air, radiografi digital semakin berkembang menuju pencitraan yang lebih aman, efisien, dan berkualitas tinggi.
***
Penulis : Dita Ruspitasari
Pembimbing : Muhaimin dan Ero Wahjuningdiah
Program Studi : D4 Teknologi Radiologi Pencitraan
Editor : Oky Sapto Mugi Saputro – Tim Branding Fakultas Vokasi UNAIR