Diabetes Melitus dan Ancaman Luka Diabetik
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu masalah kesehatan global yang terus mengalami peningkatan kasus tiap tahunnya. Penyakit ini ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal, yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin atau resistensi terhadap insulin (Wijayanti, 2022). Gejala khas meliputi polidipsi, polifagi, poliuri, dan penurunan berat badan drastis (Millenia, 2024). Indonesia sendiri menempati peringkat ketujuh di dunia dengan jumlah penderita DM mencapai 10,7 juta jiwa.
Komplikasi dari DM sangat beragam, salah satunya adalah luka pada kaki atau diabetic foot yang dapat menyebabkan infeksi berat, deformitas, hingga amputasi (Jannaim et al., 2018). Untuk mencegah hal tersebut, intervensi non-farmakologis menjadi penting selain pengobatan medis. Salah satu intervensi yang terbukti efektif adalah Buerger Allen Exercise (BAE).
Apa Itu Buerger Allen Exercise?
Buerger Allen Exercise adalah latihan fisik sederhana yang dikembangkan oleh Leo Buerger dan Arthur Allen. Latihan ini memanfaatkan perubahan posisi tubuh dan gravitasi untuk meningkatkan sirkulasi darah, khususnya pada penderita DM dengan gangguan perfusi perifer. Gerakan kaki seperti dorsifleksi, plantarfleksi, dan peregangan jari dilakukan secara berurutan untuk merangsang pembuluh darah memperlancar aliran darah (Rahmi, 2023).
Penelitian menunjukkan bahwa latihan ini dapat meningkatkan nilai Ankle-Brachial Index (ABI)—parameter yang menilai sirkulasi darah pada ekstremitas bawah—secara signifikan setelah dilakukan rutin selama enam hari berturut-turut (Wijayanti, 2022).
Manfaat Buerger Allen Exercise
Latihan ini memberikan berbagai manfaat, antara lain:
- Meningkatkan sirkulasi darah arteri dan vena
- Memperbaiki vaskularisasi pembuluh darah kecil
- Meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jaringan ekstremitas
- Mengurangi risiko luka kaki diabetik
- Meningkatkan nutrisi jaringan dan penyembuhan luka
Langkah Melakukan Buerger Allen Exercise
Durasi latihan sekitar 10 menit dengan langkah sebagai berikut:
- Posisi 1: Pasien berbaring telentang, kaki diangkat 45° selama 2 menit untuk menciptakan perbedaan tekanan darah.
- Posisi 2: Duduk di tepi tempat tidur dengan kaki menggantung selama 2 menit untuk memanfaatkan gravitasi.
- Gerakan kaki: Lakukan gerakan dorsifleksi, plantarfleksi, rotasi kaki ke dalam dan luar, serta fleksi jari-jari kaki selama 2 menit.
- Posisi 3: Kembali berbaring telentang selama 5 menit untuk menstabilkan sirkulasi.
Latihan ini dapat dilakukan tiga kali sehari, baik di rumah sakit maupun secara mandiri di rumah.
Penulis : BALQIES SALVIALISTA HANURA
