Identifikasi Telur Cacing Parasit pada Domba di Becirongengor: Ungkap Tingginya Risiko Infeksi

Identifikasi Telur Cacing Parasit pada Domba di Becirongengor: Ungkap Tingginya Risiko Infeksi_Dokumen istimewa

VOKASI NEWS – Ungkap tingkat infeksi cacing pada domba di Desa Becirongengor mencapai 63,6%, akibat pemeliharaan kandang yang belum higienis.

Domba merupakan salah satu ternak bernilai ekonomi tinggi di pedesaan, termasuk di Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Meski memiliki peran penting sebagai sumber pangan, khususnya saat hari-hari besar keagamaan, sistem pemeliharaan yang masih tradisional dan kondisi kandang yang kurang higienis berpotensi menurunkan produktivitas dan kesehatan hewan. Salah satu ancaman yang mengintai adalah infeksi parasit, terutama cacing saluran pencernaan.

Untuk mengetahui tingkat infeksi dan jenis parasit yang menyerang, tim pengamat dari Program Studi Paramedik Veteriner, Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, melakukan identifikasi telur cacing parasit pada feses domba di wilayah tersebut.

Metode Pengamatan dan Teknik Identifikasi

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode eksplorasi. Dari total populasi 204 ekor domba, diperoleh 66 sampel feses yang dianalisis berdasarkan perhitungan dari software Raosoft. Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Laboratorium Paramedik Veteriner Universitas Airlangga dengan tiga metode utama, yaitu metode natif, sedimentasi, dan apung.

Pengamatan bertujuan untuk mengidentifikasi spesies cacing yang ditemukan serta menghitung tingkat kejadian infeksi cacing pada ternak domba. Analisis data dilakukan menggunakan Microsoft Excel untuk menentukan persentase sampel terinfeksi.

Lima Jenis Cacing Ditemukan, Tingkat Infeksi Capai 63,6%

Hasil identifikasi menunjukkan keberadaan telur dari lima spesies cacing parasit saluran pencernaan, yaitu:

  • Haemonchus contortus
  • Oesophagostomum sp.
  • Trichostrongylus sp.
  • Toxocara sp.
  • Ascaris sp.

Tingkat kejadian infeksi mencapai 63,6%, angka yang cukup tinggi untuk skala peternakan rakyat. Kondisi ini dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan yang belum optimal, seperti kotoran yang dibiarkan menumpuk di dalam kandang, sirkulasi udara yang buruk, dan minimnya pengelolaan sanitasi.

[BACA JUGA: Praktik Pelayanan Grooming Klinik Hewan Okami]

Urgensi Perbaikan Sistem Pemeliharaan

Temuan ini menegaskan pentingnya peningkatan manajemen pemeliharaan hewan ternak di tingkat peternak. Pemeliharaan secara ekstensif tanpa kontrol kebersihan kandang dapat menjadi pemicu utama tingginya risiko infeksi parasit. Pengawasan rutin terhadap kesehatan ternak, termasuk pemeriksaan feses dan pemberian obat cacing secara berkala, menjadi langkah penting dalam mencegah penyebaran infeksi.

Melalui penelitian ini, Fakultas Vokasi UNAIR berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kesehatan ternak rakyat sekaligus meningkatkan kesadaran peternak terhadap pentingnya sanitasi kandang dan pemeliharaan hewan secara higienis.

***

Penulis: Ahmad Ali Fauzan

Editor: Habibah Khaliyah