Akurasi Diagnosis Stroke dengan MRI Terbaru

Akurasi Diagnosis Stroke dengan MRI Terbaru_Dokumen Istimewa

VOKASI NEWS – Perbandingan EPI-DWI dan MUSE-DWI pada MRI stroke iskemik menunjukkan keunggulan MUSE-DWI dalam meningkatkan ketepatan diagnosis dan penanganan pasien.

Stroke iskemik adalah kondisi medis yang memerlukan penanganan cepat untuk mengurangi kerusakan pada jaringan otak. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dengan teknik Diffusion-Weighted Imaging (DWI) menjadi alat utama dalam mendeteksi perubahan awal pada otak akibat gangguan suplai darah. Dua teknik utama yang digunakan untuk akuisisi citra DWI adalah Echo Planar Imaging (EPI-DWI) dan Multi-shot Sensitivity Encoding (MUSE-DWI).

EPI-DWI menggunakan metode single-shot, memungkinkan pemindaian dalam waktu singkat. Namun, teknik ini rentan terhadap distorsi dan artefak, yang dapat mempengaruhi ketepatan diagnosis. MUSE-DWI menggunakan multi-shot sehingga dapat mengurangi artefak dan menghasilkan gambar dengan resolusi spasial lebih tinggi, meski waktu pemindaian menjadi lebih lama dibandingkan EPI-DWI.

Kelebihan dan Kekurangan Setiap Teknik

EPI-DWI memiliki keunggulan utama berupa waktu pemindaian yang singkat, rata-rata sekitar 0,63 menit. Sinyal yang dihasilkan cukup kuat sehingga teknik ini banyak dipakai dalam klinik sebagai standar untuk pencitraan stroke iskemik akut. Namun, keterbatasan berupa distorsi gambar dan artefak mengurangi keakuratan visualisasi struktur otak yang detail.

Sementara itu, MUSE-DWI menawarkan kualitas citra yang superior dengan meminimalkan distorsi dan artefak. Metode ini mampu menampilkan detail yang lebih baik sehingga membantu radiolog dalam melakukan diagnosis lebih tepat. Namun, waktu pemindaian yang lebih lama dan kompleksitas teknis menjadi pertimbangan dalam pemilihannya di lingkungan klinik.

Dampak pada Penanganan dan Prognosis Pasien

Peningkatan kualitas gambar dari MUSE-DWI memungkinkan dokter untuk menilai kondisi pasien stroke dengan lebih akurat. Diagnosis yang tepat berpotensi meningkatkan efektivitas terapi dan hasil prognosis. Hal ini sangat penting karena penanganan yang terlambat atau kurang tepat dapat memperburuk kerusakan otak.

Meskipun MUSE-DWI memerlukan waktu pemindaian yang lebih lama, manfaat yang didapatkan dari gambar yang lebih jelas dianggap sepadan. Pemilihan teknik pencitraan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan klinis dan kondisi pasien, agar keputusan terapi dapat diambil secara optimal dan tepat waktu.

[BACA JUGA: Infusa Pegagan Perbaiki Tidur Remaja]

***

Penulis: Cindy Aulia Safitri

https://ejournal.itn.ac.id/
https://jurnalfe.ustjogja.ac.id/
https://roaseg.ucad.sn/
https://lms.ikippgribojonegoro.ac.id/xnxx/
https://sipresma.ft.undip.ac.id/storage/views/xnxx/