VOKASI NEWS — Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh. Umumnya ditimbun pada jaringan di bawah kulit, sekitar organ tubuh, dan kadang terjadi perluasan jaringan organ.
Obesitas
World Health Organization (WHO) menyebutkan sebanyak 650 juta kelompok usia dewasa ≥ 15 tahun sebesar 10,3%. Data Riskesdas Tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi obesitas di Indonesia sebesar 21,8% dan prevalensi obesitas di Kota Surabaya mengalami peningkatan dan menempati peringkat pertama. Distribusi lemak tubuh terdiri dari lemak subkutan (lemak dibawah kulit) dan lemak viseral (lemak daerah perut). Pengukuran obesitas dilakukan seperti pengukuran tebal lemak bawah kulit pada abdomen. TLBK perut menunjukkan gambaran deposit lemak subkutan yang dapat memberikan gambaran perkiraan total lemak tubuh pada perut.
Obesitas tiga kali lebih banyak masalah kesehatan yang dapat terjadi akibat obesitas adalah risiko terkena diabetes melitus tipe 2, penyakit kardiovaskular, serta berbagai macam kanker. Kematian akibat obesitas sebanyak 5-15%, insidensi terjadinya kanker sebanyak 2-8%, penyakit kardiovaskular sebanyak 7-44% dan diabetes melitus tipe 2 sebanyak 3-83%.
BACA JUGA: METHANOL (Medical Laboratory Technology Olimpiade) 2023
Penelitian Terkait Akupunktur Sebagai Alternatif Pengobatan Diabetes
Mahasiswa D4 Pengobatan Tradisional meneliti pengaruh auriculopressure titik shenmen, appetite, endocrine, limpa, dan lambung dapat menurunkan TLBK perut pada wanita obesitas usia 20-45 tahun. Auriculopressure untuk penurunan TLBK Perut Agustus-September 2023. Pengukuran TLBK Perut yang diukur dengan skinfold caliper. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sidotopo Wetan untuk pengukuran penentu IMT dan TLBK Perut, anamnesa serta sebagai tempat terapi. Subjek penelitian ini menggunakan 10 responden wanita obesitas berusia 20-45 tahun untuk kelompok perlakuan dan 10 responden untuk kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan terapi auriculopressure sedangkan responden kelompok kontrol tidak diberikan apapun.
Auriculopressure kelompok perlakuan diberikan pada titik Shenmen, Appetite, Endocrine, Limpa, dan Lambung. Terapi dilakukan selama 4 dan dilakukan penggantian ear seed dua kali seminggu setiap 3-4 hari. Responden diminta untuk memberikan tekanan 20 kali menggunakan irama konstan untuk setiap titik tiga kali per hari, sebaiknya dalam waktu 30 menit sebelum makan. Pada kelompok kontrol tidak diberikan apapun. Penelitian ini menggunakan statistik uji beda selisih untuk mengetahui pengaruh auriculopressure titik shenmen, appetite, endocrine, limpa dan lambung terhadap penurunan TLBK Perut pada prepost test kelompok perlakuan dan kontrol.
Hasil Penelitian
Terapi auriculopressure titik shenmen, appetite, endocrine, limpa, dan lambung dapat menurunkan TLBK perut pada wanita obesitas usia 20-45 tahun senilai 0,045. Pada statistik uji beda pre-post serta pre dan post test tidak terdapat perbedaan. Artinya, terapi auriculopressure efektif dalam menurunkan TLBK Perut dibandingkan kelompok yang tidak diberikan terapi. Selain dapat menurunkan TLBK Perut, terapi auriculopressure dapat membuat tidur responden lebih nyenyak dan memperlancar buang air besar.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya yaitu subjek hanya diperuntukkan pegawai puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya saja, seharusnya dapat diperluas menjadi seluruh pasien obesitas di wilayah Sidotopo Wetan Surabaya. Kemudian Usia dan jenis kelamin berdasarkan prevalensi kejadian obesitas lebih tinggi pada wanita usia dewasa. Kemudian waktu dilakukan selama 4 minggu intervensi terapi, sebenarnya dapat diperpanjang 8-12 minggu intervensi terapi agar hasil optimal. Keterbatasan bahan baku karena hanya tersedia ear seed biji Vaccaria dengan plester adhesive wove.
Kejadian Tidak Diinginkan
Ada beberapa kejadian tidak diinginkan terjadi pada salah satu responden penelitian. Kejadian ini memengaruhi intervensi yang dilakukan. Responden mengalami efek samping berupa gatal disebabkan plester kain untuk ear seed. Responden ditawarkan untuk menghentikan intervensi namun responden menolak dan ingin tetap melanjutkan terapi, sehingga ditawarkan untuk mengganti jenis plester menjadi plester nonwoven dan disetujui. Setelah penggantian jenis plester tidak ada efek samping gatal-gatal lagi yang dirasakan. Pada beberapa titik seperti Lambung dan Endocrine sering terlepas sebelum waktu penggantian ear seed selanjutnya, hal ini paling sering di alami oleh responden mengakibatkan hasil terapi kurang efektif.
***
Nama Penulis: Faradilla Nurista Kurniasari
Nama Pembimbing: Ario Imandiri dan Edith Frederika Puruhito