BAB Tidak Lancar? Ketahui Penyebabnya

BAB Tidak Lancar? Ketahui Penyebabnya

Mengenal Konstipasi: Gangguan Pencernaan yang Sering Diabaikan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), konstipasi atau sembelit merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan buang air besar (BAB). Gejala yang umum dirasakan antara lain frekuensi BAB yang jarang (misalnya hanya 3–5 hari sekali), feses yang keras, serta sensasi tidak tuntas setelah BAB. Kondisi ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena semakin lama tinja tertahan, rasa mulas di perut akan semakin intens.

Faktor penyebab konstipasi sangat beragam dan umumnya berkaitan dengan pola makan serta gaya hidup yang kurang sehat. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa, dan apabila tidak ditangani dengan tepat, dapat mengganggu aktivitas harian.

Faktor Penyebab dan Upaya Pencegahan Konstipasi

Salah satu penyebab utama konstipasi adalah kurangnya asupan serat dari buah dan sayuran. Serat berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran cerna karena membantu menyerap air ke dalam usus besar, sehingga feses menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Asupan makanan tinggi serat juga mempercepat proses pencernaan dan mengurangi risiko sembelit.

Kurangnya aktivitas fisik turut berkontribusi pada lambatnya pergerakan usus. Gaya hidup pasif atau minim gerak membuat sistem pencernaan bekerja lebih lambat. Oleh sebab itu, melakukan olahraga ringan secara rutin, seperti berjalan kaki atau senam pagi, sangat disarankan untuk menjaga fungsi usus tetap aktif.

Stres berlebih juga berpengaruh pada sistem pencernaan. Saat seseorang mengalami tekanan emosional, tubuh akan memproduksi hormon stres seperti kortikotropin dan adrenalin. Hormon ini dapat memperlambat gerakan usus dan menyebabkan peradangan. Bahkan, aliran darah bisa dialihkan ke organ vital seperti otak dan jantung, sehingga fungsi usus terabaikan.

Selain itu, kebiasaan menahan BAB dan kurang minum air putih menjadi penyebab lain yang cukup umum. Air membantu menjaga kelembapan feses agar tetap lunak. Jika cairan tubuh tidak mencukupi, maka tinja akan menjadi kering dan sulit dikeluarkan. Sedangkan menahan keinginan untuk buang air besar akan memperlambat refleks usus, menyebabkan feses mengeras, dan meningkatkan risiko konstipasi.

Dengan memahami faktor-faktor tersebut, konstipasi sebetulnya dapat dicegah dan diatasi melalui perubahan gaya hidup. Mengonsumsi makanan kaya serat, rutin berolahraga, menjaga asupan cairan harian, mengelola stres dengan baik, serta tidak menunda keinginan BAB merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Penulis : Kris Puspita Sari